![]() |
| Sumber foto: Pixabay |
Oleh: Hermawati Hilmi
Beritanusaindo.my.id-OPINI--Catatan kelam yang harus dilalui negeri ini yaitu tingginya angka bunuh diri. Sepanjang tahun 2023 Bali memiliki catatan 3,07 yang dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah pendudukan setempat.
Tentu hal ini perlu menjadi sorotan pemerintah karena keadaan rakyat tidak sedang baik-baik saja. Dikutip dari CNN Indonesia, 2 Juli 2024, bahwa angka bunuh diri yang ada di Bali melebihi jumlah provinsi-provinsi lain di Tanah Air. Sedangkan Yogyakarta menempati tingkat kedua dengan angka Suicide rate sebesar 1,58.
Sebagaimana yang kta ketahui dua kota besar di atas memiliki kemajuan teknologi dengan berbagai fasilitasnya. Bali adalah pusat wisata dalam maupun luar negeri, tentu ini mempunyai nilai tersendiri bagi Bali. Begitu pula Yogyakarta adalah kotanya para pelajar. Namun harus menerima kenyataan gua bahwa masyarakatnya banyak yang melakukan bunuh diri. Fakta yang telah tampak saat ini merupakan kerusakan tatanan sosial masyarakat kita yang tidak memahami hakikat hidup sehingga begitu mudah untuk mengakhiri hidupnya.
Menurut Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP Prof Ngoerah penyebab tinggi angka bunuh diri meliputi dua hal yaitu faktor biologis dan psikososial. Dan faktor Psikososial seperti terbelit hutang atau pinjol yang marak terjadi di masyarakat saat inilah yang menjadi faktor utamanya
Pemerintah setempat tidak hanya diam namun juga melakukan berbagai upaya dengan melakukan edukasi kepada masyarakat terutama kepada keluarga untuk meningkatkan hubungan komunikasi. Karena dengan cara tersebut dianggap dapat menyelesaikan masalah. Namun solusi tersebut hanya secara parsial tidak sampai ke akar permasalahan sehingga tingkat bunuh diri tidak juga mengalami penurunan.
Kesehatan mental menjadi fokus utama yang harus diselesaikan secara tuntas untuk menghentikan berbagai kasus bunuh diri. Namun amat disayangkan didalam sistem kehidupan sekuler saat ini sangat sulit menjaga kesehatan setiap individu. Dan dari berbagai fakta diatas dapat kita lihat juga bagaimana kegagalan sistem kehidupan sekuler dalam mengatur kehidupan.
Dalam islam tindakan bunuh diri telah jelas keharamannya sebagaimana dalam firman Allah yang artinya,“Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (TQS an-Nisa:29).
Seharusnya fungsi negara adalah melayani dan mengurusi kepentingan dan kemaslahatan rakyat. Begitulah indahnya Islam ketika diterapkan oleh negara. Selain itu basis pendidikan Islam itu sendiri adalah akidah Islam. Dengan demikian pendidikan yang diselenggarakan tujuannya adalah membentuk kepribadian Islam. Sehingga dihasilkanlah mental yang kuat di dalam individu masyarakat. Pola pikir dari masyarakat yang terbentuk juga menjadi pemecah masalah.
Selain itu negara Islam juga akan menerapkan kebijakan ekonomi secara kafah. Sehingga permasalahan ekonomi yang menjadi salah satu penyebab bunuh diri juga dapat teratasi. Sebagaimana yang kita ketahui keadaan masyarakat saat ini telah jauh dari kehidupan Islam yang menyejahterakan. Yang terjadi rakyat terkurung dalam himpitan kehidupan sekuler kapitalis yang memaksa mereka untuk selalu menghasilkan materi.
Baca juga : Maraknya Judi Online Apa Solusinya
Dikutip dari Muslimah news.net, 10 Juli 2024, ada enam kebijakan yang akan diambil negara, pertama, mengkondisikan agar harga pangan murah dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Selain itu negara juga memberantas orang-orang yang culas dalam berdagang. Negara mengawasi secara langsung keadaan ekonomi masyarakat.
Kedua menetapkan pendidikan dan kesehatan secara gratis kepada seluruh masyarakat. Dan tidak menjadikan kesehatan sebagai ladang bisnis seperti yang terjadi saat ini.
Ketiga, negara melarang praktik judi dan pinjaman berbasis riba. Sebagaimana Allah telah melarang hal tersebut dalam firman-Nya “Sesungguhnya (minuman) khamar (arak/memabukkan), berjudi (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (TQS Al-Maidah 5: 90).
Keempat, negara membuka lapangan pekerjaan yang banyak untuk masyarakat sehingga pekerjaan tidak sulit dicari. Kelima , negara juga melakukan edukasi sosial kepada masyarakat terkait sistem sosial yang harus diterapkan secara kafah ada seluruh aspek kehidupan sehingga masyarakat menjadi semakin cerdas dalam bertindak.
Keenam menerapkan sistem sanksi Islam jika berbagai upaya pencegahan telah dilakukan. Sanksi yang diterapkan disesuaikan dengan tingkat kejahatan yang dilakukan sesuai syariat Islam.
Begitulah Indahnya Islam dalam membina dan melayani masyarakat dengan aturan Allah. Lantas apa yang membuat kita masih saja mengambil kehidupan sekuler saat ini yang telah tampak kerusakannya dibandingkan dengan sistem kehidupan yang telah Allah atur sesuai fitra
h manusia? Wallahualam bissawab. [ry].

