![]() |
| Militer Bolivia, sumber: kompas.id |
Upaya kudeta terhadap Presiden Bolivia Luis Arce pada hari Rabu ( 26/6/2024) gagal setelah personel militer yang sempat menduduki pusat pemerintahan diperintahkan kembali ke barak.
Perintah tersebut disampaikan langsung oleh pimpinan militer yang baru yang ditunjuk oleh Arce setelah dia mengendus adanya upaya kudeta terhadap dirinya.
Upaya kudeta dilakukan setelah sebuah tank yang ditumpangi mantan panglima angkatan darat Bolivia, Juan Jose Zuniga yang memaksa masuk ke dalam istana presiden di La Paz.
Luis Arce mengecam upaya pengerahan militer yang tidak wajar oleh mantan panglima tersebut. Hal itu dia sampaikan dalam siaran televisi bersama beberapa menterinya.
Zuniga dipecat pada sehari sebelumnya ( 25/6/2024 ) setelah membuat serangkaian ancaman politik kepada mantan presiden Bolivia Evo Morales.
Pada perkembangan terakhir, lebih dari 30 tersangka dari sipil dan militer tengah diselidiki terkait dugaan peran mereka dalam upaya kudeta yang gagal terhadap Presiden Bolivia Luis Arce. Dari tersangka tersebut ada Vladimir Lupa Salamanca, Komandan F10, sebuah pasukan elit angkatan bersenjata Bolivia. Dan tersangka utama adalah Juan Jose Zuniga dan Juan Armez, mantan panglima angkatan Laut dan Marcelo Zagarra, mantan panglima angkatan udara Bolivia.
Bolivia yang kaya Tapi Miskin
Bolivia negara kaya namun menjadi negara termiskin di Amerika selatan. Negara ini berproses menjadi negara demokrasi tersebut sejak amandemen konstitusi 1967 pada tahun 1994.
Bolivia menjadi negara yang paling banyak terjadi kudeta di dunia dengan 192 kudeta sejak negara ini berdiri. Dengan keadaan politik dan ekonomi yang tidak stabil menyebabkan Bolivia menjadi negara yang rawan korupsi dan pengangguran.
Negara Bolivia adalah negara yang dijuluki dengan “ _keledai yang duduk di atas tambang emas_ ” ini adalah salah satu pengekspor emas dan gas alam terbesar ke Amerika. Cadangan emas Bolivia 34,79 ton pada kuartal ke empat tahun 2023 dan memiliki sekitar 12,5 triliun kaki kubik ( TCF ) cadangan gas alam.
Peran kapitalisme global yang digawangi AS di Bolivia menjadi sumber kebangkrutan dan kemiskinan di sana.
Kebijakan pemerintah yang banyak melakukan swastanisasi dengan mengundang investasi asing khususnya AS menjadi penyebab melemahnya ekonomi Bolivia dalam beberapa dekade terakhir.
Bechtel mendatangi kontrak dengan Presiden Hugo Benzer pada tahun 2000 untuk proyek pembangunan pipanisasi dan sekaligus privatisasi perusahaan air.
Proyek besar yang dikomandoi oleh Bechtel telah gagal total dan menambah kemerosotan Bolivia ke dalam depresi ekonomi. Setelah kontrak berjalan harga air melonjak tajam hingga tiga kali lipat dari harga sebelumnya, hingga membuat kerusuhan secara nasional yang merenggut koran jiwa 6 orang tewas dan 170 orang lainya terluka parah.
Bechtel adalah perusahaan konstruksi dan manajemen proyek asal AS yang berpusat di Virginia. Perusahaan milik keluarga Bechtel ini telah mendesain beberapa proyek besar di beberapa dunia.
Kondisi Bolivia secara ekonomi yang miskin, pengangguran, inflasi yang tinggi memicu ketidakstabilan situasi politik di sana. Di sisi lain, pejabat pemerintahan yang culas menjadikan proyek-proyek pemerintah sebagai ladang korupsi untuk memperkaya diri sendiri dan ladang keuangan partainya. Padahal kekayaan Bolivia yang melimpah tidak tertandingi di Amerika Selatan.
Anomali tersebut menjadikan rakyat Bolivia terlunta lunta dan dirundung kemiskinan di tengah kekayaan yang melimpah. Kudeta adalah jalan pintas untuk merubah keadaan, dari satu rezim ke rezim lainnya hingga 192 kali kudeta, bahkan upaya kudeta untuk menjadikan Bolivia menjadi negara sosialis pernah dilakukan oleh Che Guevara dan baru berhasil di era Evo Morales ( 2006-2019 ). Meski begitu Bolivia tidak kunjung menjadi membaik dan maju.
Kondisi yang hampir sama dialami oleh negara-negara ketiga. Yakni menjadi sapi perah negara-negara besar kapitalis. Imperialisme berkedok investasi tidak menjadikan negara korban sejahtera, tetapi sebaliknya kemiskinan dan pengangguran yang merata. Karena sejatinya investasi luar negeri ditujukan untuk kepentingan nasional negara asal.
Sementara Pemimpin yang ada tidak lebih menjadi agen negara kapitalis untuk memuluskan penjajahan ekonomi tersebut. Dengan jalan membuatkan legal formal berupa UU yang dibutuhkan untuk investasi asing. Ditunjang peran media-media penguasa untuk membentuk citra positif yang akan mempengaruhi opini masyarakat agar tidak bergejolak.
Belajar dari Bolivia
Pepatah Cina mengatakan “ *untuk tahu racun itu mematikan tidak perlu kau meminumnya* “. Artinya untuk tahu keburukan sistem pemerintahan maka tidak perlu mencobanya hingga membuat kerusakan dalam negeri sendiri. Cukup dengan melihat apa yang terjadi pada negara-negara yang menerapkan kapitalisme dalam negara mereka sehingga tahu apa hasil dari itu semua.
Indonesia harus belajar dari Bolivia. Kekayaan yang melimpah jangan sampai malah membuat rakyat sengsara karena investasi asing. Sudah seharusnya semua kekayaan Indonesia dikelola dengan Syariat Islam yang dijamin akan mengantarkannya menjadi negara besar dan kuat baik secara politik maupun ekonomi. Dan menghentikan proyek-proyek mercusuar berbiaya tinggi yang tidak berimbas kepada kesejahteraan rakyat, seperti IKN.
Indonesia harus mengambil Syariat Islam yang berasal dari wahyu terlepas dari salah. Satu-satunya sistem yang telah terbukti ribuan tahun sejak Khulafa’ Ar Rasyidin hingga Khilafah Utsmaniyyah. Syariat Islam adalah sistem terbaik karena bersumber dari wahyu Allah. Di mana Allah tidak ada _conflict of interest_ dengan semua hukum yang dibuat, semua demi kemaslahatan dan kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
Selain harus menerapkan sistem terbaik, Indonesia harus mencari pemimpin yang komitmen untuk menjalankan syariat Islam secara murni dan konsisten. Berjuang ikhlas karena Allah dalam rangka mengurusi rakyat. Yang paling bersih, paling bertakwa dan paling memahami konsep syariah Islam secara kafah.
Dan harus meninggalkan pemimpin-pemimpin antek negara imperialis yang menggadaikan kedaulatan dan kekayaan negeri ini kepada asing, aseng dan asong, pemimpin yang memperkaya diri sendiri dan partainya dan pemimpin yang menolak hukum-hukum Allah.
Maka semangat Indonesia emas 2045 akan bisa terwujud jika digapai dengan menerapkan syariah Islam secara kafah dalam seluruh aspek pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, keamanan dan pertahanan militer. Bagaimana menurut anda ??[]
Penulis: Muhammad Ayyubi (Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community)
Editor: Mehmet Fadli

.jpeg)