![]() |
| Sumber ilustrasi gambar: Linkedlin |
Menjamurnya FOMO adalah buah busuk dari sistem hidup kapitalisme demokrasi. Sebab sistem ini menganut ide kebebasan. Termasuk kebebasan dalam memiliki, semisal boneka Labubu. Meski harganya mahal dan bisa dikatakan mubajir. Tapi di alam kapitalisme demokrasi adalah hal yang dimaklumi.
Oleh Verawati SPd
Pegiat Literasi
Beritanusaindo.my.id - OPINI - Viral boneka yang menyeramkan tapi banyak dicari kaum Gen-Z, tidak lain adalah boneka Labubu. Boneka peri yang berwajah monster ini pertama kali dikenalkan oleh Lisa Balckpink pada bulan April 2024 lalu. Tak tanggung-tanggung harganya mencapai 1 juta rupiah. Meski boneka itu seram dan mahal, boneka ini laris dipasaran hingga antri panjang saat membeli.
Panas Labubu ini adalah contoh fenomena FOMO yang terjadi dikalangan Gen-Z. Fear Off Missing Out (FOMO) yaitu ingin sama seperti yang lain atau merasa takut dan cemas "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas atau tren tertentu. FOMO boneka Labubu karena ingin merasa bahagia seperti artis idolanya dan juga mereka yang memilikinya. Jika tidak mengikuti trend ini akan merasa sedih dan tidak diterima oleh lingkungan teman-temannya.
Sebagaimana diungkapkan oleh sosiologi Universitas Airlangga Nur Syaksiyah Sosio MSc, bahwa pembelian produk viral bukan sekedar pemenuhan kebutuhan individu. Namun bagaimana seseorang terlihat relevan di mata lingkungan sosialnya. Dengan begitu terjadilah FOMO. (Jawapos.com,13/10/2024)
Di antara penyebab FOMO adalah media sosial. Hari ini perkembangan teknologi dan informasi begitu cepat. Dengan mudah kita bisa menerima jutaan informasi hanya dalam waktu singkat, contohnya Instagram yang banyak dikelola remaja. Banyak fitur instan yang dapat memposting rutinitas para pengguna termasuk para selebritis. Dari sini muncul perasaan membandingkan kondisi diri dengan orang lain.
Karena itu efeknya adalah memiliki tingkat kepuasan hidup yang rendah, selalu merasa kurang atau tidak bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki. Bisa juga jadi stress, depresi bahkan sulit tidur. Lebih dari itu adalah bisa memunculkan masalah finansial, hingga banyak yang terjebak utang pada pinjol.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), generasi milenial dan gen Z memang menjadi penyumbang utama kredit macet pinjaman online (pinjol). (Kompas.com,11/10/2024)
Baca juga: Wakil Rakyat, Benarkah Melayani Rakyat?
FOMO Buah Busuk Kapitalisme Demokrasi
Menjamurnya FOMO adalah buah busuk dari sistem hidup kapitalisme demokrasi. Sebab sistem ini menganut ide kebebasan. Termasuk kebebasan dalam memiliki, semisal boneka Labubu. Meski harganya mahal dan bisa dikatakan mubajir. Tapi di alam kapitalisme demokrasi adalah hal yang dimaklumi.
Selain itu, kesuksesan dan kebahagiaan pun diletakkan pada materi semata. Bisa dikatakan sebuah prestise yang tinggi manakala memiliki sesuatu yang viral. Apa yang mereka ingin dapatkan? Tidak lain adalah adanya pengakuan dari masyarakat. Maka lahirlah gaya hidup konsumerisme dan kesenjangan sosial yang sangat lebar.
Hal ini bukan tanpa peran dari negara, justru kondisi ini didukung oleh penguasa yang berkolaborasi dengan pengusaha. Banyak platform pinjol yang dilegalkan oleh negara bahkan mahasiswa di dorong untuk bisa menggunakan jasa ini. Sehingga tak heran banyak mahasiswa yang terjebak pinjol bahkan judol (judi online). Padahal secara agama ini adalah hal yang diharamkan.
Sangat miris sekali, harusnya negara hadir sebagai pelindung dari bahaya dan kerusakan, justru di alam kapitalisme-demokrasi menjadi fasilitator. Sehingga masyarakat khususnya Gen-Z terjebak dalam kebahagiaan yang penuh ilusi. Seolah-olah materi adalah puncak kebahagiaan atau kebahagiaan hakiki. Sehingga tak sadar menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Mereka banyak terjebak dengan paylater, pinjol, bahkan jadi PSK demi pemenuhan keinginan yang nirfaedah.
Generasi saat ini begitu mudah terhubung dengan orang lain di dunia maya. Akan tetapi susah terhubung dengan diri sendiri dan lingkungan nyata di masyarakat. Juga menyebabkan generasi lupa akan peran penting mereka dalam estafet kehidupan dan kebangkitan umat
Sayang sekali jika kondisi ini terus dibiarkan. Generasi z harus diselamatkan agar tidak terus terjebak dalam kebahagiaan yang bersifat materi semata dan memandulkan kreatif mereka. Padahal tidak ada negara maju kecuali menyiapkan generasi mudanya untuk siap memimpin.
Baca juga: Islam Solusi Stunting
Islam solusi
Ya, ada banyak hal yang kehilangan dari dir umat Islam diantaranya adalah karakter seorang muslim. Krisis jati diri pada generasi memang terus diciptakan kapitalisme agar mereka lupa akan peran pentingnya. Padahal kelangsungan kehidupan dan juga kebangkitan peradaban Islam terletak di pundak mereka. Namun rintangannya pun begitu besar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syekh Ibnu Baz yang memberikan fatwa bahwa musuh Islam paham betul fakta umat Islam, mereka mengubah pandangan hidup dan memisahkan agama dari para pemuda serta menjauhkan dari para ulama. Bahkan melakukan memonsterisasi para ulama.
Generasi muda hari ini seharusnya lebih menyibukkan diri dalam belajar agama, karena sadar posisinya begitu penting. Kesadaran ini juga harus dibangun dengan keimanan yang kuat. Sebab keberadaan mereka ditemukan oleh ilmu dan iman. Sebagaimana perkataan Imam Syafi: "Demi Allah, hidupnya pemuda itu dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada, maka keberadaannya tidak dianggap ada."
Kondisi ideal ini memang hanya akan bisa terwujud dalam sistem Islam. Dalam sistem Islam, generasi muda akan disiapkan untuk menjadi para pemimpin yang tangguh. Mereka disiapkan dengan diberikan pendidikan yang berbasis Islam, membentuk kepribadian islami. Memiliki akidah yang kokoh dan tahu tujuan hidup yang benar. Sehingga mereka memiliki jati diri sebagai seorang muslim. Mencintai Allah dan rasulnya serta agamanya. Mengambil dan memperjuangkan serta menyebarkan ke penjuru dunia. Sebagaimana sosok Muhammad al-Fatih, Sholahuddin Al Ayyubi dan lain sebagainya.
Selain itu, mereka pun dibekali dengan ilmu sains dan teknologi agar mampu menyelesaikan urusan kehidupan dunia. Semuanya ditunjang dengan fasilitas sekolah dan tenaga pendidik yang terbaik. Sehingga dihasilkan para ilmuwan yang mampu menciptakan berbagai penemuan baru untuk kemaslahatan manusia.
Baca juga: Salah Tata Kelola, Rakyat Menderita
Sehingga upaya kita tidak hanya sekedar memperbaiki generasi muda saat ini, lebih dari itu kita harus berjuang untuk tegaknya sistem Islam. Karena hanya dengan sistem inilah kaum muslim termasuk pemuda akan mendapatkan kehidupan yang benar, menyejahterakan, bahagia dunia dan akhirat.
Sebagaimana Firman Allah Swt.: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat kami maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS. Al-A’raf: 98)
Wallahualam bish-shawab. [Rens]
Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
