Umat harus memahami bahwa Palestina adalah persoalan kaum Muslim. Bukan semata-mata masalah bagi penduduk Gaza maupun Tepi Barat saja. Ini adalah musibah yang menimpa kaum Muslim. Kaum Muslim juga harus menolak semua kebijakan yang menjadikan wilayah Palestina berada di bawah kendali pihak asing, termasuk PBB sekalipun.
Oleh Ummu Afkar
Aktivis dakwah Islam kaffah dan Ummu wa Rabbatul Bait
Beritakan.my.id - OPINI - Penderitaan rakyat Palestina belum berakhir. Setelah adanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza, kini mereka mengalihkan serangannya ke Tepi Barat. Sekitar 70 warga Palestina tewas dalam serangan beberapa waktu lalu. Serangan ini menandakan entitas Yahudi tidak pernah bersungguh-sungguh menjalankan perjanjian gencatan senjata.
Ancaman terhadap Palestina juga datang dari Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump berencana untuk menguasai Gaza dan merelokasi penduduknya ke sejumlah negara seperti Mesir, Yordania dan Indonesia.
Dilansir dari The Jerusalem Post, utusan Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Wifkoff, pada Minggu (19/1/2025) mengatakan bahwa Trump ingin merelokasi setidaknya dua juta warga Gaza ke Indonesia. Trump beralasan, Gaza sudah tidak bisa lagi dihuni oleh warga karena tidak aman dari peperangan.
Oleh sebab itu, rencana relokasi penduduk Gaza adalah makar berbahaya yang wajib ditentang. Sesungguhnya Allah Swt. telah mengizinkan kaum Muslim untuk berperang mempertahankan diri, harta dan negeri mereka dari serangan musuh.
Allah Swt. berfirman: "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa untuk menolong mereka itu " (TQS al-Hajj [22]: 39)
Perintah berjihad untuk mengusir penjajah bukan saja berlaku bagi penduduk yang terjajah, tetapi juga bisa meluas kepada kaum Muslim di sekitarnya. Syaikh Said bin Ali Wahf al-Qahthani dalam kitab Al-Jihâd fî SabîlilLâh menjelaskan, ”Jika musuh telah memasuki salah satu negeri kaum Muslim maka fardhu ’ain atas penduduk negeri tersebut untuk memerangi musuh dan mengusir mereka. Juga wajib atas kaum Muslim lain untuk menolong negeri itu jika penduduknya tidak mampu mengusir musuh. Hal itu dimulai dari yang terdekat, kemudian yang terdekat.” (Al-Qahthani, Al-Jihâd fî SabîlilLâh Ta’âla, hlm. 7, Maktabah Syamilah).
Kewajiban umat muslim yang mesti ditunaikan saat ini adalah membuka perbatasan negeri-negeri mereka untuk mengirimkan bantuan logistik seperti pangan dan obat-obatan untuk warga Gaza. Berikutnya mengirimkan pasukan militer untuk membebaskan Palestina dari penjajahan kaum Yahudi.
Umat harus memahami bahwa Palestina adalah persoalan kaum Muslim. Bukan semata-mata masalah bagi penduduk Gaza maupun Tepi Barat saja. Ini adalah musibah yang menimpa kaum Muslim. Kaum Muslim juga harus menolak semua kebijakan yang menjadikan wilayah Palestina berada di bawah kendali pihak asing, termasuk PBB sekalipun.
Ironinya, hari ini para penguasa negeri-negeri Muslim justru memperlihatkan sikap tunduk pada kecongkakan negara-negara Barat dan institusi boneka mereka. Alih-alih mengirimkan pasukan untuk berjihad mengusir entitas Yahudi, para penguasa Muslim malah merendahkan diri mereka sendiri di hadapan zionis Yahudi dengan menawarkan perdamaian.
Dukungan Trump terhadap zionis Yahudi seharusnya menjadi pelajaran bahwa umat membutuhkan kekuatan besar untuk menjaga dan melindungi mereka. Umat tidak membutuhkan para penguasa boneka yang hanya beretorika, tetapi kosong dari tindakan nyata. Jelas, umat memang membutuhkan Khilafah yang dipimpin seorang khalifah. Khalifah inilah pemimpin kaum Muslim sedunia yang akan menjadi junnah (perisai) untuk melindungi mereka.
Rasulullah saw. telah bersabda: "Imam (Khalifah) adalah perisai; di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung." (HR al-Bukhari Muslim)
Wallâhu a’lam bi ash-shawâb.
Editor: Rens
Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.