Hardiknas Dimeriahkan oleh Tawuran, Hilang Arah Tujuan Pendidikan

Admin BeritakanMyId
0

 

Dokumen: rri.co.id

Oleh : Rahmi Lubis (Guru)

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, dimana hari tersebut merupakan hari yang bersejarah bagi dunia pendidikan sejak tahun 1908. Setiap sekolah dan lembaga pendidikan diwajibkan untuk melaksanakan upacara pada hari tersebut sebagai bukti penghormatan.


Namun tragisnya hari pendidikan ini diwarnai oleh tawuran pelajar. Pada Jumat (02/05) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), terjadi tawuran sekelompok remaja yang mendatangi salah satu sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) di Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia. Beberapa di antara remaja tersebut tampak mengenakan seragam putih abu-abu. Remaja tersebut kemudian menyerang sekolah melalui pintu bagian belakang dengan menggunakan kayu dan lemparan batu.


Ini menjadi potret buram bagi pendidikan saat ini. Generasi pelajar yang semakin mengalami krisis moral telah merobohkan visi dan misi utama pendidikan. Bukannya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan seakan tak berperan sama sekali. Meningkatnya angka tawuran pelajar, seks bebas yang naik signifikan, dan game online yang berujung pada judi online menjadi permasalahan yang kompleks bagi dunia pendidikan.


Sebab pendidikan saat ini bukanlah pendidikan yang berdasarkan pada landasan yang benar. Visi dan misi pendidikan berpijak pada landasan sekulerisme, yaitu paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Arah pandang hanya tertuju pada materi. Sayangnya, paham ini pulalah yang diadopsi menjadi sebuah sistem dalam kehidupan bernegara, sehingga pondasi pendidikan saat ini hanyalah manfaat.


Berbeda dengan Islam. Islam adalah sistem kehidupan sempurna. Bukan hanya sekadar agama, melainkan satu-satunya asas kehidupan yang berasal dari Sang Pencipta. Allah SWT berfirman dalam Qur'an Surah Al-anbiya ayat 107:

Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.


Dari sudut pandang akidah Islam, fokus dari pendidikan ialah untuk melahirkan generasi yang akan membentuk peradaban yang gemilang. Fondasi pendidikan dalam Islam yaitu keimanan dan ketakwaan. Ilmu yang diajarkan haruslah bervisi memudahkan ibadah di dunia dan menjadi amal untuk akhirat, sehingga terciptalah generasi yang cemerlang.


Hal ini dapat dibuktikan ketika Islam diterapkan sebagai sebuah sistem pada generasi terdahulu dengan lahirnya para ilmuan dan para ahli sains, misalnya Al-Khawarizmi, seorang matematikawan, astronom dan ahli geografi. Beliau adalah pendiri beberapa cabang dan konsep dasar matematika. Kemudian ada juga Ibnu Sina yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern dan penemu obat bius.

Waalahu alam bisshawab.


_Editor : Vindy Maramis_

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)