Oleh. Syifa Alifia R.S
Dunia kembali dihebohkan dengan tragedi di Gaza yang menyayat hati. Tragedi ini tidak terjadi di medan perang, melainkan di antara puing-puing bagunan dan tenda-tenda bantuan. Dan yang lebih parahnya lagi, terjadi saat mengantre bantuan makanan. Innalillahi, kejam banget. Menurut laporan, distribusi bantuan makanan ini dikelola oleh organisasi Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat la’natullah. Namun yang menjadi sorotan adalah lokasi distribusi bantuan makanan tersebut seringkali menjadi titik tembak militer Israel.
Dikutip dari artikel CNBC Indonesia, Pengacara hak asasi manusia internasional, Geoffrey Nice, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sungguh mengejutkan bagi publik bahwa di tempat yang katanya menyediakan bantuan kemanusiaan justru terjadi pembantaian terhadap ratusan orang. Dalam hal ini Israel menyatakan bahwa mereka tengah memburu batalion Hamas. Padahal ada laporan yang menyatakan bahwa ada penggunaan bahan peledak jebakan untuk menghancurkan seluruh lingkungan, alhasil banyak warga sipil yang terluka ketika mendekati lokasi distribusi bantuan makanan.
Dengan ini
kita jadi tahu, betapa kejamnya zionis Israel sampai-sampai rasa simpati dan
kemanusiaannya hilang. Mereka mengumumkan bantuan juga zona aman, namun pada
kenyataannya yang terjadi hanyalah bualan dan berakhir dengan pembantaian. Ini
bukan sekedar konflik antar 2 negara yang merebutkan wilayah kekuasaan, namun
hal ini sudah melewati batas kemanusiaan dan pelanggaran terhadap berbagai
hukum dan konvensi internasional.
Namun tampaknya dunia telah menunjukan kegagalannya, dunia tidak memiliki kekuatan serta keberanian untuk menyuarakan keadilan. Forum sekelas PBB pun tidak membuahkan hasil, negara-negara besar seolah-olah hanya membual, dan negara-negara muslim hanya berani mengecam. Inilah kondisi dunia dalam cengkeraman hegemoni sistem kapitalisme.
Di tengah keterpurukan dunia, Islam hadir dengan solusi hakikinya. Islam memberikan perlindungan menyeluruh. Mulai dari aspek politik, militer, ekonomi, diplomatik, dan masih banyak lagi. Tentu saja ini akan terjadi jika Islam diterapkan secara menyeluruh dalam satu negara yaitu Negara Islam, bukan negeri-negeri muslim yang terpecah-pecah seperti saat ini.
Baginda Nabi tercinta kita telah bersabda,
"Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya." (HR. Muslim).
Negara Islam atau Khilafah merupakan sistem pemerintahan tunggal yang menjadi kebutuhan disaat negara-negara muslim saat ini berdiri sendiri-sendiri. Khilafah bukanlah sekadar mimpi. Sejarah telah membuktikannya, syariat Islam yang diterapkan secara kaffah atau menyeluruh telah berhasil melindungi umat dari berbagai ancaman musuh-musuh Islam.
Karena itu
sebagai umat muslim, hendaknya kita menyerukan solusi yang hakiki, yaitu
penerapan Islam secara kaffah. Bukan hanya sekadar bantuan kemanusiaan dan
simpati. Tapi juga melakukan sebuah aksi. Inilah saat kita untuk memperjuangkan
sistem yang mampu memberi perlindungan kepada umat secara nyata dan global. Jika Khilafah belum hadir, maka semua negeri muslim harus bersatu untuk menegakkannya sembari harus melakukan jihad untuk membebaskan Palestina. Sebab, tidak ada syarat tertentu untuk melakukan jihad ketika kezaliman atau penjajahan terjadi menimpa muslim.
Wallahua'lam bishowab. []
