Pemuda Mabuk Kecubung, Buah Liberalisasi Perilaku

Admin Beritanusaindo
0

 

Sumber ilustrasi gambar: Tribunnews.com

Mabuk kecubung menunjukkan rusaknya generasi dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak menganggap perilaku tersebut sebagai aktivitas yang buruk, haram, dan berbahaya bagi kehidupannya. Penerapan sistem sekuler liberal tidak menjadikan halal dan haram sebagai tolak ukur dalam perbuatan. Termasuk dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Asalkan hal tersebut dapat memberikan kesenangan, semua hal dianggap boleh meskipun hal tersebut haram dan berbahaya. 


Oleh: Hasbiati

 Praktisi kesehatan


Beritanusaindo.my.id - OPINI - Beragam perilaku kemaksiatan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat seakan tidak pernah usai, dengan berbagai macam cara dan modifikasi perilaku kemaksiatan. Kasus kekerasan, kriminal, narkoba, gaya hidup bebas, dan lain-lain. Baru-baru ini terjadi kasus puluhan warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sampai harus dirawat di rumah sakit jiwa akibat mabuk setelah mengonsumsi tumbuhan kecubung. Bahkan, dua orang diantaranya dilaporkan meninggal. (kompas.id, /12/7/2024). 


Baca juga: Buruknya Pemerataan Kesehatan Dibalik Wafatnya Dr. Helmiyadi


Mabuk kecubung menewaskan dua orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Kedua korban tersebut diketahui mengoplos kecubung dengan alkohol dan obat-obatan. Meskipun sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, nyawa keduanya tak tertolong. (regional.kompas.com/10/7/2024).


Tanaman kecubung atau disebut juga dengan Jimson Weed (Datura Stramonium) adalah jenis tanaman beracun. Daun dan bijinya kadang digunakan untuk membuat obat dan menyebabkan halusinasi. Kecubung dapat menyebabkan amnesia, kebingungan, psikosis, halusinasi, mengubah suasana hati dan ekspresi emosional. Seseorang yang mengonsumsi kecubung dalam jumlah yang tidak sampai overdosis, mungkin akan mengalami sesuatu yang mirip dengan mengkonsumsi narkoba. Gejala yang dirasakan merasa cemas, dehidrasi, sensitif terhadap cahaya dan  mengantuk, serta gejala lainnya. (Tirto.id/11/7/2024).

Mabuk kecubung menunjukkan rusaknya generasi dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak menganggap perilaku tersebut sebagai aktivitas yang buruk, haram, dan berbahaya bagi kehidupannya. Penerapan sistem sekuler liberal tidak menjadikan halal dan haram sebagai tolak ukur dalam perbuatan. Termasuk dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.  Asalkan hal tersebut dapat memberikan kesenangan, semua hal dianggap boleh meskipun hal tersebut haram dan berbahaya. 


Baca juga: Harga Lapak Pasar Selangit, Nasib Pedagang Kian Sulit


Sistem sekuler menjadikan individu memiliki ketahanan mental yang lemah. Dijauhkannya individu dari Islam sehingga memiliki keimanan yang lemah, tidak bisa menilai baik/buruknya suatu perbuatan. Kontrol sosial tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akhirnya muncul masyarakat individualis yang meninggalkan aktivitas Amar makruf nahi mungkar.

Fenomena ini menggambarkan kegagalan sistem pendidikan sekuler dalam mencetak generasi  berakhlak mulia, tetapi justru mencetak generasi dengan perilaku liberal. Di mana sistem pendidikan dalam sistem sekuler kapitalis tidak bisa membentuk profil generasi muda yang tangguh, yang bisa membentengi dirinya dari kemaksiatan. Aspek keimanan tidak dijadikan sebagai pedoman dalam meraih kebahagiaan dalam kehidupan. Sistem pendidikan sekuler melahirkan generasi pragmatis dan lemah.

Fenomena seperti ini tentu bukan hal yang pertama kali terjadi, namun belum ada solusi tuntas yang dilakukan yang dapat menyentuh akar permasalahan. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena akan menjadikan generasi yang semakin rusak dan jauh dari harapan sebagai generasi penerus bangsa. Jika demikian dengan sistem sekularisme kapitalisme, tentu tidak bisa kita harapkan. Kita butuh solusi tuntas terhadap problematika yang bisa menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.


Baca juga: Sertifikat Tanah Melalui PTSL Gratis, Benarkah?


Islam memiliki sistem pendidikan berkualitas yang mampu mencetak generasi berkepribadian Islam, bermental kuat, dan produktif. Penerapan syariat Islam kaffah sebagai solusi tuntas bagi problematika kehidupan manusia baik individu, masyarakat, maupun negara. Sistem pendidikan Islam akan membina akidah  dan keimanan sehingga akan menumbuhkan keterikatan terhadap hukum syara.       

Meyakini akan keberadaan Allah Swt. serta kesadaran dirinya sebagai mahluk ciptaan Allah, akan menguatkan hubungannya dengan Sang Pencipta. Sehingga membuahkan ketakwaan dan rasa takut untuk melakukan kemaksiatan. Sistem Islam akan meniscayakan masyarakat yang memiliki kontrol sosial yang kuat dalam amar makruf nahi mungkar.


Baca juga: Rumah dalam Jaminan Negara, Islam Mewujudkannya


Selain itu, negara yang menerapkan sistem Islam (Khilafah) akan terus mengedukasi kepada masyarakat tentang keharaman dan bahaya mengkonsumsi tanaman apapun yang berbahaya seperti kecubung.  Khilafah akan melakukan pengkajian dan penelitian yang mendalam terhadap kandungan zat yang ada pada kecubung, dan disampaikan kepada masyarakat tentang hasilnya. Sehingga masyarakat tidak salah dalam menggunakannya sebagai obat tanpa mengetahui kandungan zat yang ada didalamnya. Keimanan yang dimiliki juga akan menuntun penggunaan berbagai bahan alami secara bijak sesuai tuntunan syariat.


Baca juga: HET Minyak Goreng dan HAP Gula Naik, untuk Kepentingan Siapa?


Khilafah juga akan menindak tegas siapa saja yang terbukti melanggar syari'at. Adapun bagi pelaku mabuk kecubung, maka hukumannya akan ditentukan oleh khalifah atau hakim. Yang pasti akan sesuai dengan tindak kemudaratan yang ia lakukan, terlebih mabuk kecubung sendiri berefek pada hilangnya nyawa. Hukuman ini tentunya bersifat menjerakan bagi pelaju maupun orang lain. 

Wallahua'lam bi ash-shawwab. [Rens]


Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)