BBM Naik, Rakyat Menjerit

Goresan Pena Dakwah
0


 Oleh : Asma dzatin nithaqoin 

Aktivis Dakwah


Beritanusaindo.my.id -OPINI -Lagi, lagi dan lagi. Kini kembali terjadi kenaikan BBM yang semakin membebani rakyat. Dilansir dari cnbcindonesia.com, Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax (RON92) yang berlaku efektif mulai 10 Agustus 2024.


Pada tanggal 10 Agustus di seluruh SPBU pertamina akhirnya menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax. Kenaikan harga Pertamax ini mengikuti kenaikan Pertamax Turbo yang sudah naik di awal bulan (liputan6.com, 11-08-2024). 


Kenaikan BBM bagaikan momok yang sangat mengerikan bagi rakyat. Apalagi bagi rakyat menengah ke bawah. Mungkin bagi para penguasa dan yang berkantong tebal, ini adalah hal yang biasa. Namun bagaimana dengan rakyat kecil yang hidupnya pas-pasan? Sudahlah lapangan kerja yang sulit, ditambah lagi pengeluaran yang makin tinggi. 

Baca juga: 

Aroma Sekulerisme di Balik PP 28/2024


Kenaikan harga BBM juga akan berpengaruh pada kenaikan harga barang kebutuhan. “kalau BBM sudah naik, biasanya harga barang-barang lain juga ikut naik. Saya semakin sulit atuh ya mengatur pengeluaran, mana pendapatannya tidak ada,” ujar Rohati saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (11/08/2024).


Naiknya harga BBM non subsidi merupakan buah dari sistem kapitalisme yang menjadikan negara hanya sebagai pengatur (regulator) bukan sebagai pengurus sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak memihak rakyat.  Rakyat menjadi tumbal kerakusan dibalik kata kebijakan untuk mengikuti perubahan minyak dunia. 

Baca Juga:

Kampanye #frienship4peace Untuk Siapa?


Konsekuensi dari penerapan sistem kapitalisme, salah satunya terjadi liberalisasi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang membuka lebar peluang bagi investor untuk menguasai dan mengelola SDA. Pengelolaan tersebut tentu hanya menguntungkan para kapitalis dan sangat merugikan rakyat yang sejatinya adalah pemilik SDA tersebut (milik umum).


Berbanding terbalik dengan konsep kepemilikan dalam sistem Islam. Di dalam Islam, ada tiga jenis kepemilikan, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Untuk kepemilikan umum (api, air dan padang rumput) akan dikelola oleh negara, tidak diserahkan pengelolaannya kepada pihak mana pun dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk layanan negara atas rakyat sebagai pemilik sesungguhnya. 


Termasuk BBM karena termasuk dalam milik umum. Negaralah yang mengelolanya dan diserahkan pada rakyat dengan harga murah, sehingga rakyat tidak akan menderita dengan perubahan harga minyak  dunia. Di dalam negara Islam ada yang namanya Baitulmal tempat untuk menyimpan pemasukan negara. Negara Islam memiliki sumber pemasukan yang sangat beragam, sehingga negara mampu menjaga kestabilan harga. 

Baca juga:

Kebuasan Zionis Tak Ada Lawan


Perubahan harga minyak dunia tidak akan berpengaruh kepada rakyat. Dalam Islam negara berperan sebagai raa’in yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dengan penerapan sistem politik dan ekonomi Islam. 


Sebagaimana kebijakan Rasulullah Saw. kepada Abyadh bin Hammal al-Mazini yang mengelola sebuah tambang garam yang diberikan kepadanya, namun ketika Rasulullah mengetahui bahwa tambang garam  tersebut seperti air yang mengalir (dalam jumlah yang sangat besar) maka Rasullullah Saw. menariknya kembali karena itu merupakan kepemilikan umum. Wallahu'alam. [ry].

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)