Era Digital, Identitas dan Fitrah Perempuan Tetap Terjaga

Goresan Pena Dakwah
0


Ilustrasi Digital&Leadership (berita.upi.edu)

Oleh : Yauma Bunga Yusyananda 

Member Ksatria Aksara Kota Bandung 


Beritanusaindo.my.id--OPINI, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) baru-baru ini menjalin kerjasama internasional dengan Sookmyung Women’s University dalam program "2024 Sookmyung UNESCO UNITWIN Women’s Empowerment through Digital & Leadership Education." Program yang dilaksanakan pada 19-23 Agustus 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perempuan dalam bidang digital dan kepemimpinan, sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs). Inisiatif ini tentu patut diapresiasi, mengingat pentingnya pemberdayaan perempuan dalam era digital yang semakin berkembang.


Program ini, yang didukung oleh Asia Pacific Women’s Information Network Center (APWINC) dan Ministry of Education, Republic of Korea, menawarkan pelatihan intensif dalam dua area kunci: pelatihan digital dan pelatihan kepemimpinan. Para peserta, yang terdiri dari mahasiswa UPI, akan mempelajari cara membuat halaman pertama sebuah website dan menyusun proposal proyek. Kesempatan ini juga termasuk reward menarik berupa perjalanan ke Korea Selatan bagi peserta terbaik ( berita.upi.edu 02-09-2024 ). 


Namun, di balik kemajuan dan peluang ini, penting bagi kita untuk mempertimbangkan perspektif yang lebih luas mengenai peran perempuan, terutama dari sudut pandang Islam. Dalam konteks program ini, kita bisa melihat bagaimana penerapan teknologi dan kepemimpinan dalam Islam dapat berfungsi sebagai landasan yang kokoh untuk memandu pemberdayaan perempuan.

Baca juga: 

Purnatugas, Gaungkan Moderasi, Serius?


Islam, sebagai akidah aqliyah, memberikan panduan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi. Sejarah menunjukkan bahwa banyak dasar teknologi modern berakar dari kontribusi ilmuwan Muslim. Islam tidak hanya menerima teknologi digital, tetapi juga mendorong penggunaannya untuk kemaslahatan umat manusia, selama penggunaannya tidak melanggar prinsip-prinsip keimanan.


Islam mengatur agar penggunaan teknologi tetap berlandaskan nilai-nilai keimanan. Misalnya, sebagai khalifah di muka bumi, manusia memiliki tanggung jawab besar untuk menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Baqarah: 30, Allah Swt. telah menetapkan manusia sebagai khalifah ( pemimpin ) untuk menjaga dan mengelola bumi dengan baik. Dalam hal ini, setiap manusia termasuk perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama untuk berperan serta dalam penggunaan dan pengembangan teknologi.


Penting untuk dicatat bahwa dalam Islam, perempuan tidak diwajibkan untuk mencari nafkah. Kewajiban tersebut berada di tangan suami atau wali. Namun, perempuan diperbolehkan untuk bekerja jika diperlukan, dan ini tidak boleh menjadi beban yang mengurangi kualitas hidup mereka. Sistem Islam, yang diatur oleh Khilafah, memastikan bahwa hak-hak perempuan terlindungi dan tidak terpengaruh oleh tekanan ekonomi atau sosial. 

Baca juga: 

Moderasi Beragama Menyasar Pelajar


Dengan demikian, meski sistem demokrasi kapitalisme sering kali menekan perempuan untuk mengejar materi secara berlebihan, Islam memberikan kerangka kerja yang seimbang. Dalam sistem Islam, perempuan dapat bekerja dan berkontribusi tanpa harus mengorbankan hak-hak mereka atau mengabaikan tanggung jawab mereka yang lebih besar.


Sehingga walau berbagai program hadir untuk seolah memajukan peran perempuan, perempuan tetap harus memahami fitrah dan tanggungjawab mereka dengan tetap belajar untuk memajukan generasi. 


Dalam Islam, perempuan sudah memiliki panduan yang lebih mendalam dalam memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bijaksana dan sesuai dengan nilai-nilai keimanan. Dengan mengintegrasikan pandangan ini, kita tidak hanya memajukan keterampilan perempuan tetapi juga memperkuat dasar moral dan etika dalam perkembangan teknologi dan bagaimana seharusnya peran perempuan dalam memandang tentang kepemimpinan. 

Baca juga: 

Jaminan Kesejahteraan Minim, Sindikat TPPO Kian Ekstrem


Sejatinya perempuan juga pemimpin bagi dirinya sendiri dan pengatur rumah tangga serta penyeimbang sebagai partner seorang suami, perempuan memiliki peran penting sebagi ibu generasi umat dan tanpa perempuan umat manusia tidak akan berkembang. 


Sehingga perempuan adalah hal yang harus dijaga dan dihormati yang memilki peran berbeda namun sama-sama penting dengan laki-laki. Karena yang paling mulia atau berkemajuan dalam Islam bukan dilihat berdasarkan gender namun yang dilihat adalah ketakwaannya. 


Allah berfirman yang artinya, "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (TQS Al-Hujurat : 13).


Allah meminta perempuan untuk menjalankan peran sebaik-baiknya tanpa melepas tanggungjawab agar tetap berkemajuan, dan sesuai dengan fitrah.  Jadi selain giat ikut pelatihan yang meningkatkan skill, kita juga harus semangat mengkaji diri dan mengkaji agama kita agar hidup penuh dengan prinsip yang kuat dan tidak mudah goyah dengan ragam tantangan zaman. Semoga prinsip-prinsip ini terus membimbing kita menuju masa depan yang lebih baik dan penuh berkah. [ry].

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)