Kapitalisme Penyebab Penderitaan Rakyat Palestina

Admin Beritanusaindo
0

 


Konflik antara Palestina dan Zionis yang terjadi di Gaza bukan sekadar kejahatan kemanusiaan biasa, bukan pula serangan balasan kepada Hamas semata. Sejatinya yang terjadi adalah perang ideologi antara Islam dan Kapitalisme.


Oleh Arini Faiza

Pegiat Literasi 



Beritanusaindo.my.id - OPINI - Derita warga Gaza tak kunjung berakhir, kebrutalan pasukan Zionis telah mengubah tempat tinggal mereka menjadi tumpukan puing-puing dan abu. Otoritas Pertahanan Sipil Palestina menyatakan, dari 230 kilometer persegi (63%) total wilayah Gaza, kini hanya menyisakan 9,6 persen wilayah yang bisa disebut sebagai “zona aman” bagi warga sipil yang mengungsi.


Semakin sempitnya zona aman tersebut kian memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, karena warga tidak lagi memiliki tempat untuk melarikan diri dari aksi kekerasan. Sejak 7 Oktober 2023 serangan brutal Zionis telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 93.000 luka-luka. Serangan dan blokade yang terus berlangsung tidak hanya menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut, tetapi juga menyebabkan kelangkaan air bersih, bahan pangan, juga obat-obatan. (antaranews.com, 25/8/2024)


Baca juga: 

Kereta Cepat Jakarta Bandung untuk Rakyat atau Pengakuan Dunia Internasional?


Konflik antara Palestina dan Zionis yang terjadi di Gaza bukan sekadar kejahatan kemanusiaan biasa, bukan pula serangan balasan kepada Hamas semata. Sejatinya yang terjadi adalah perang ideologi, penjajahan terstruktur dan sistematis. Penjajah tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan dari negara adidaya, sebab mereka memang sengaja ditanam di Timur Tengah untuk menjaga kepentingan AS di wilayah tersebut.


Amerika Serikat secara terang-terangan memberikan dukungan kepada Zionis mulai dari senjata hingga dana dengan jumlah fantastis. Dengan kata lain, penjajah Palestina yang sesungguhnya adalah AS yang notabene memiliki kepentingan untuk berkuasa di dunia, terutama di negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam. Sementara bangsa Zionis hanyalah kaki tangan untuk memerangi penduduk Gaza.


Penjajahan pasti menyebabkan kenestapaan di wilayah yang dijajah, seperti serangan Zionis yang telah memporak-porandakan kehidupan warga Gaza. Mereka kehilangan keluarga, tempat tinggal, bahkan saat ini nasib mereka tengah berada di ujung tanduk. Di tempat yang disebut sebagai zona aman pun tidak ada jaminan keselamatan, sebab mereka terus diburu dan dibombardir.


Baca juga:

Ketahanan Pangan Hanya Ilusi dalam Sistem Demokrasi


Penerapan ideologi kapitalisme telah membawa kesengsaraan yang mendalam bagi umat manusia, yang mengakibatkan terbunuhnya jutaan jiwa di seluruh dunia. Sistem ini mampu membuat para pemimpin di negeri-negeri muslim tunduk pada negara adikuasa dan tidak peduli dengan saudara seakidahnya. Para penguasa turut berdosa dan terlibat dalam penjajahan karena diamnya mereka akan penderitaan saudara seimannya. Mesir, misalnya, mereka tidak bergeming dengan apa yang menimpa warga Gaza, bahkan membangun tembok yang begitu tinggi menjulang di perbatasan Rafah. 


Konflik di Gaza sejatinya adalah perang ideologi antara Islam dan Kapitalisme. Walaupun ideologi Islam hanya diemban oleh individu saja, karena belum ada satupun negeri yang menerapkannya. Meski demikian, AS, Zionis dan dunia telah dipermalukan oleh ketabahan muslim Palestina dalam menghadapi segala penderitaan akibat perang yang ditimpakan kepada mereka. Jika ideologi Islam masih diemban oleh individu saja bisa demikian kuat, maka dapat dibayangkan jika aturan ini dilaksanakan oleh suatu negara.


Hukum syariat apabila diterapkan oleh negara pasti akan membawa kemaslahatan, umat pun akan hidup dalam kemuliaan dan keamanan. Ketika ada penjajah seperti AS dan Zionis, negara yang menerapkan pemerintahan Islam akan menyerukan jihad untuk membebaskan kaum muslimin yang terjajah, sebab demikianlah syariat telah menetapkan. Sebagaimana firman Allah Swt. :

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah:190)


Baca juga

Tugas Berat Guru PAI dalam Sistem Demokrasi


Seruan jihad adalah upaya negara melindungi kaum muslimin dari segala bahaya akibat penerapan sistem kapitalisme seperti penjajahan. Namun, hal itu hanya dimungkinkan apabila ada pemerintahan yang menerapkan aturan Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan. Sayangnya, saat ini belum ada satu negeri pun yang mengadopsi aturan ini, sehingga derita Palestina tak kunjung terselesaikan. 


Untuk itu, dibutuhkan kelompok dakwah ideologis yang akan membangkitkan kesadaran di tengah umat akan pentingnya mengembalikan kehidupan Islam seperti yang pernah dibangun oleh Rasulullah saw. di Madinah. Yaitu dengan tegaknya syariat Allah dalam sebuah kepemimpinan. Keberadaannya menjadi sesuatu yang niscaya dan merupakan janji Allah yang pasti akan terjadi.

Wallahu a'lam bi ash shawab. [Rens]



Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.




Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)