Oleh : Tri Purnama Sari
Beritanusaindo.my.id-OPINI--Dilansir dari kliksumatera.com, kisah pilu dialami oleh seorang remaja perempuan berusia 13 tahun di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dimana ia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS.
Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E. Kasus ini terungkap dari Ayah korban yang telah berpisah dari istrinya dimana Ayah korban mendapatkan infomasi dari kerabatnya bahwa anaknya telah di perkosa. Kejadian ini terus berulang mulai tanggal 15, 16 Februari hingga Juni 2024.
Pelaku J mengaku telah melakukannya sebanyak lima kali. Dia menambahkan, bahwa ibu korban menyetujui perbuatannya itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri. Dimana alasan tersebut hanya utuk menutupi kedok mereka atas perselingkuhan yang mereka lakukan.
Tak hanya itu, polisi juga mengungkapkan bahwa korban dirayu oleh ibu kandung sendiri untuk melakukan perbuatan tersebut dengan selingkuhannya dengan iming-iming dibelikan sebuah sepeda motor berjenis vesva matic dan korbanpun menyetujuinya.
Baca juga:
Sistem Pendidikan Rusak, Bagaimana Nasib Generasi?
Sungguh miris seorang ibu tega berbuat demikian terhadap anak kandungnya. Ibu yang seharusnya mampu memberikan cinta, kasih sayang dan kehangatan serta perlindungan dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Namun tidak untuk korban yang menjadi tumbal bagi ibunya atas maksiat yang telah dilakukan oleh ibu dan selingkuhannya hingga mampu menjeruskan dirinya untuk dinodai oleh selingkuhan sang ibu. Kini bagi korban tidak ada lagi “kasih ibu sepanjang masa”.
Tampak sudah dari peristiwa ini dan peristiwa-peristiwa lainnya bahwa sistem hari ini adalah sistem bobrok yang dapat melemahkan iman dan merusak akal, tak hanya itu sistem sekuler kapitalis ini juga dapat mejauhkan manusia dari Rabb-Nya berjalan dengan kebebasan yang tanpa batas bagi individunya selagi tidak mengganggu privasi orang lain, baik itu mau berzina, campur baur dengan lawan jenis, berjudi, menjual anak kandungannya sendiri demi kepentingan materi dan mengikuti hawa nafsu belaka.
Sistem sekuler kapitalis ini juga memberikan dampak buruk bagi pendidikan, lihat saja banyak Aparat Sipil Negara (ASN) yang katanya bertugas untuk negara mencerdaskan anak bangsa membangun bangsa yang lebih maju, terhormat, jujur dan disiplin, namun nyatanya aparat-aparat tersebut banyak juga terjerat tindakan asusila hingga berakhir dijeruji besi.
Tentu sistem sekuler kapitalis memberikan perbedaan yang sangat jauh dengan sistem Islam. Dimana dalam sistem Islam, Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu juga menjadi sebuah peradaban bagi Negara, dimana dari rahimnya lahir para pemimpin-pemimpin, genarasi penakluk, para tokoh-tokoh yang cerdas dan penuh dengan kegemilangan cahaya ketakwaan terhadap Allah Swt.
Baca juga:
Untuk ibu mengapa dibutuhkannya pemahaman agama Islam bagi seoang ibu? Karena Ibu adalah pengasuh terbaik dan guru terbaik bagi anak-anaknya dalam menanamkan akidah pada anak, sehingga timbul rasa takut kepada allah sebagai bentuk iman dan takwa kepada Allah swt.
Tidak hanya ibu saja yang berperan penting dalam sebuah peradaban, namun juga negara tak jauh lebih penting dalam menjalankan perannya untuk mendukung peran ibu, ayah dan masyarakat lainnya. Dimana negara membuka luang pekerjaan untuk mencari nafkah dalam memeuhi kebutuhan hidup baik anak dan istri. Disamping itu negara Islam juga memperbolehkan wanita untuk bekerja seperti menjadi guru, perawat, dokter, dan lain-lainnya selagi pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang diperbolehkan dala Islam.
Meskipun wanita diperbolehkan untuk bekerja, namun juga harus dipastikan kewajiban seorang wanita terutama ibu, tidak terlewatkannya mengasuh anak, memberi pendidikan pada anak melayani suami. Tak hanya itu, dibalik wanita diperbolehkan bekerja dengan sistem islam maka juga adanya hal yang harus diperhatikan yaitu, mampu menjaga interaksi antara laki-laki dan perempuan, tidak bercampur baur, tidak berduan-duannya dengan lawan jenis.
Baca juga:
Makan Gratis "Program Tuhan", Seriu
Negara juga turut andil dalam memberikan pendidikan terhadap masyarakat, mengayomi dan mendakwahkan masyarakat agar masyarakat senantiasa dalam menjalankan kehidupannya untuk selalu bertawa kepada Allah.
Begitulah ketika islam kafah diterapkan, dimana masyarakatnya dijamin hidup taat dan berakidah yang kuat dan kokoh serta jauh dari berbagai macam kerusakan dan ketidakberdayaan. [ry].

