Serangan Zionis Makin Masif dan Merajalela Akibat Tiadanya Khilafah Sebagai Junnah

Admin Beritanusaindo
0

 

Sumber ilustrasi gambar: Wikipedia 

 

Solusi sebenarnya atas permasalahan Palestina adalah seluruh umat muslim harus bersatu memerangi Zionis Israel agar mereka pergi meninggalkan bumi Syam. Namun semua itu mustahil terjadi selama sistem kapitalisme-sekuler masih bercokol.


Oleh Dewi Sri Murwati 

Aktivis dakwah dan pegiat pena Banua


Beritanusaindo.my.id - OPINI - Serangan Israel terhadap wilayah-wilayah Palestina dan Lebanon terus meningkat dengan intensitas yang mengkhawatirkan. Aksi militer yang dilancarkan tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga menimbulkan korban jiwa yang semakin bertambah dari hari ke hari. Dengan dukungan penuh dari sekutunya, Israel semakin berani melancarkan agresi tanpa memperdulikan kecaman internasional. Serangan masif ini telah menimbulkan kepanikan, krisis kemanusiaan, dan memicu gelombang pengungsian besar-besaran, terutama di Lebanon. Kondisi ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi bukan hanya persoalan regional, tetapi berpotensi memicu ketidakstabilan lebih luas di Timur Tengah.


Pada Jumat (28/9/2024), Zionis Israel kian masif melakukan serangan di Lebanon dengan meluncurkan roket di Ibu Kota Rafic Hariri, Beirut. Salah satu wartawan Al Jazeera mengungkapkan bahwa serangan kali ini jauh lebih besar dibandingkan dengan serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Berdasarkan data dari TV Al-Manar milik Hizbullah, terdapat sedikitnya tujuh bangunan di pinggiran Haret Hreik yang porak-poranda. Tim pertahanan sipil masih berupaya memadamkan beberapa bangunan yang terbakar. Masih belum ada jumlah keseluruhan korban jiwa, namun laporan awal menunjukkan bahwa terdapat sedikitnya dua orang tewas dan 76 orang terluka. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat (cnbcindonesia.com, 28/09/2024)


Baca juga: Kementerian Makin Banyak, Bisakah Membawa Berkah?


Rentetan serangan udara Israel terus diluncurkan, menyebabkan kebakaran, hancurnya bangunan, dan jatuhnya korban tidak bisa dihindari. Sejumlah warga panik berhamburan keluar rumah saat serangan udara yang dilakukan Israel di Lapangan Martir, pusat Beirut. Jumlah korban jiwa akibat serangan udara Israel di Lebanon sejak 23 September 2024 kian bertambah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengungkapkan bahwa hampir 800 orang tewas dalam serangan yang dianggap paling mematikan sejak akhir perang saudara pada tahun 1990. Pertempuran kedua sisi terus memanas hingga dikhawatirkan akan memicu konflik regional yang lebih besar. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan bahwa lebih dari 30.000 orang tengah mengungsi dari Lebanon menuju Suriah. Serangan Israel ini juga menyebabkan adanya gelombang besar pasien di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil yang terluka dan membutuhkan perawatan. Perdana Menteri Lebanon mengatakan bahwa serangan Israel adalah agresi yang terus berlanjut dan merupakan perang pemusnahan. Sedangkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan bahwa serangan udara yang dilakukan terhadap 1.300 target teroris Hizbullah di Lebanon Selatan bertujuan menghancurkan tempat persembunyian roket, rudal, peluncur, dan pesawat nirawak milik Hizbullah (bbc.com, 23/09/2024).


Arogansi Zionis makin kuat karena diamnya negara-negara di dunia, termasuk para penguasa negeri Muslim. PBB sebagai lembaga dunia yang menyerukan perdamaian ternyata tetap bungkam atas serangan besar yang telah dilakukan Zionis terhadap Palestina dan Lebanon. Juru bicara kantor hak asasi PBB hanya menyatakan dan mengeluarkan peringatan mengenai invasi darat skala besar. Berbagai lembaga internasional dan negara-negara Muslim hanya mengutuk dengan keras agresi yang dilakukan tanpa memberikan bantuan senjata untuk menghentikan serangan Zionis. Sedangkan AS terus bersikukuh membela dan mendukung Zionis Israel sebagai mitra dan sekutu yang katanya akan membongkar infrastruktur serangan.


Baca juga: Solusi Paripurna untuk Palestina


Solusi atas penjajahan Palestina dan Lebanon tidak mungkin hanya sekadar berharap pada peringatan dan kutukan dari pihak internasional dan negeri Muslim karena Zionis Israel hanya mengerti bahasa perang. Adapun umat Islam juga tidak cukup hanya berpangku tangan terhadap perjuangan Hizbullah, karena posisi Hizbullah hanya sebagai milisi, bukan negara. Sehingga sumber daya yang dimiliki tidaklah memadai seperti halnya Israel dan AS. Ditambah lagi, adanya sekat-sekat nasionalisme membuat persaudaraan umat Islam tidak dapat terwujud. Negeri-negeri Muslim hanya mencukupkan diri dalam retorika dan memberikan sedikit senjata, meski sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang ditunjukkan.


Baca juga: Toleransi dalam Kapitalisme VS Toleransi dalam Islam


Maka, solusi sebenarnya atas permasalahan Palestina adalah memerangi Zionis Israel agar mereka pergi meninggalkan bumi Syam. Tidak hanya Hizbullah, tetapi umat juga memerlukan kehadiran pasukan dari negeri-negeri Muslim untuk melakukan perlawanan terhadap Zionis. Adanya pasukan dan tentara muslim hanya dapat diwujudkan ketika umat memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk membela Muslim Palestina. Umat harus menyeru para tentara secara jangka panjang, sehingga umat memerlukan institusi berupa negara Islam, yaitu Khilafah, yang berperan sebagai pelindung (junnah) yang dapat menyelamatkan kaum muslim yang sudah lama tertindas atas penjajahan negeri kufur. Tegaknya khilafah harus diperjuangkan oleh seluruh umat Islam. Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran dan pemikiran bahwa sejatinya permasalahan Palestina adalah eksistensi entitas Israel, yang hanya bisa dilawan dengan entitas berupa tegaknya negara Islam, yaitu Khilafah.


Allah Swt. berfirman:  "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya." (QS Ali Imran: 54)

Wallahu a’lam bisshawab. [Rens]


Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)