![]() |
Ilustrasi gambar: Jawa Pos |
Sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan saat ini menciptakan asumi bahwa perempuan dapat hidup mandiri, tanpa bergantung pada laki-laki. Inilah yang menjadi salah satu sebab turunnya angka pernikahan
Oleh Wigati Lestari
Aktivis Dakwah
Beritanusaindo.my.id - OPINI - Angka pernikahan di Indonesia turun. Menurut BPS turun dari 128 ribu di tahun 2022 dibanding 1,6 juta di tahun 2023. Bagong Suyanto seorang guru besar FISIP UNAIR menilai salah satu sebabnya adalah jumlah Perempuan mandiri yang semakin meningkat. (CNN Indonesia, 24/9/2024)
Data BPS 2024 menunjukkan angka pernikahan di Jakarta turun 40000, Jabar 29 ribu, Jateng 21ribu, Jatim 13 ribu.Seluruh Indonesia jumlah perkawinan turun 28,63% dalam kurun 10 tahun terkahir
Menurut guru besar tersebut saat ini peluang perempuan untuk mengembangkan potensi diri terbuka lebar. Kesempatan perempuan untuk bersekolah dan bekerja sangatlah luas prosentase laki-laki dan Perempuan bekerja di sektor formal hampir sama.
Baca juga: Antara Kapitalisme dan Kemiskinan yang Melanda Dunia
Selain itu, jumlah laki-laki dengan kondisi ekonomi mapan yang tidak banyak menjadi faktor lain penurunan angka pernikahan. Apakah hal ini wajar?
Saat ini kesejahteraan ekonomi tidak begitu mudah bisa didapatkan, baik pada laki-laki ataupun perempuan apalagi anak-anak yang masih kecil. Semua serba mahal, jangankan untuk memenuhi kebutuhan tersier atau sekunder, kebutuhan primer pun susah untuk didapatkan. Harga pangan melonjak padahal itu adalah kebutuhan dasar manusia.
Deflasi bahkan disinyalir akan terjadi di tahun depan. Maka tak ayal seluruh insan yang punya kebutuhan akan mencari akal agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik laki-laki ataupun perempuan.
Baca juga: Retreat Pejabat Akankah Membawa Kebaikan bagi Rakyat
Sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan saat ini memberikan peluang bagi perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam Upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Dibuka peluang untuk perempuan punya kesempatan bersekolah dan menempati bidang kerja yang sama dengan laki-laki di dunia kerja. Bahkan pekerja perempuan ini dinilai oleh ekonomi kapitalisme mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dibanding laki-laki, misalnya ketelitian, ketekunan dan yang lainnya.
Dengan asumsi tersebut maka perempuan mampu hidup mandiri, sehingga tidak merasa perlu bergantung dengan laki-laki. Inilah yang menjadi salah satu sebab turunnya angka pernikahan.
Apabila hal ini dibiarkan maka dampak berikutnya adalah turunnya angka kelahiran, jumlah kelahiran akan menurun. Sebagaimana terjadi di negara-negara maju yang sangat memberikan apresiasi bahkan hadiah fantastis jika warga negaranya akan melakukan pernikahan yang artinya adalah akan meningkat angka kelahiran.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika Perempuan ikut berpartisipasi dalam ranah publik, membantu ekonomi keluarga atau menjadi tulang punggung keluarga, namun sebagaimana penciptaan manusia oleh penciptanya (Islam )menjelaskan bahwa Perempuan dan laki-laki itu diciptakan di dunia untuk menjadi khalifah fil ard (penguasa di bumi). Satu sama lain saling melengkapi bukan saling mendominasi. Tidak juga bermakna bahwa karena diciptakan untuk melengkapi maka tugas-tugasnya juga sama.
Baca juga: Guru Honorer dalam Ancaman
Pada Perempuan telah diciptakan potensi untuk mengandung dan menyusui, maka tidaklah beban utama seorang ibu adalah berkerja mencari nafkah tetapi melahirkan generasi berikutnya agar mampu menjaga bumi, khalifah fil ardh.
Berbeda dengan laki-laki yang potensinya adalah diberikan kekuatan fisik yang lebih,sehingga mampu diberikan tanggung jawab untuk melindungi keluarga mencari nafkah di seluruh penjuru bumi, dan menjadi seorang pemimpin dunia.
Adalah salah kaprah jika keadaan potensi penciptaan itu di kalahkan dengan realitas fakta krisis ekonomi yang sedang terjadi. Seharusnya adalah fakta krisis ini yang harus kita analisa tersebab diterapkan ekonomi kapitalislah krisis ini terus berlanjut, sehingga focus pengaturan tugas kehidupan itu adalah menjaga fitrah penciptaan manusia terus berlanjut bukan malah bertentangan.
Wallahu a'lam bi ash-shawwab. [Rens]
Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.