Remaja Anti Tawuran

Muslimah Pembelajar
0



Oleh Kaysa Shidqin


Zaman gini masih tawuran? Bagaimana nasib generasi mendatang? Banyak remaja saat ini kalau enggak terbuai dengan aktivitas dunia maya, dia dengan kegiatan sia-sia. Termasuk tawuran, ya enggak? Lihat saja, betapa sering muncul berita tawuran. Memangnya baik? Tentu enggak dong.


Ternyata aksi tawuran itu bukan cuma di kota besar saja. Tapi ada lo di tempat lain juga, contohnya di kabupaten Nganjuk pada Rabu (02/04/2025). Terdapat sebuah video amatir yang direkam oleh warga menggambarkan aksi tawuran antara dua oknum kelompok perguruan silat hingga viral di media sosial. Dalam video tawuran tersebut terlihat sekelompok orang saling serang menggunakan bambu panjang, kayu, dan mengibarkan bendera perguruan (koranmemo.com, 03/04/2025). Dan masih banyak lagi berita berseliweran tentang tawuran.


Padahal, tawuran itu enggak ada baiknya, tujuannya enggak jelas dan enggak ada manfaatnya. Jelas tawuran itu zero manfaat, yang ada malah berdampak negatif dan dapat merugikan semua pihak yang terlibat. Kerugian terjadi di berbagai sisi baik fisik, psikis, maupun sosial. Mereka menganggap tawuran itu sebagai pembelaan diri atau pembelaan antar kelompok dalam sebuah persaingan. Konsekuensi  “logis” dari puncak sebuah pembelaan adalah para pelaku  tidak peduli tindakannya itu mencelakai orang atau dirinya sendiri. Selama kepuasan diri didapat, itulah yang menjadi sumber kebahagiaannya.


Ya gitu deh, sekarang ini fakta terkait buruknya tingkah generasi kian hari kian miris. Aksi kriminalitas remaja terus bermunculan. Hal ini disebabkan oleh sistem sekuler liberal.  Sistem amburadul yang bobrok hingga membuat remaja pun terjerumus ke dalam kerusakan. Mereka bebas mengekspresikan tindakan yang dilakukannya secara berlebihan. Sistem ini menjadikan umat tidak memahami tuntunan agamanya. Seluruh perbuatannya hanya bersandar pada hawa nafsu semata.


Berbeda dengan sistem Islam yang di dalamnya terdapat aturan yang sempurna. Islam pun memiliki pandangan terkait dengan tawuran. Islam menyerukan agar kita menyayangi sesama manusia. Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya,

Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit” (HR. at-Tirmidzi). 

So, tawuran yang dipenuhi rasa kebencian terhadap lawan, tidak sesuai dengan ajaran Islam.


Jika ada pembelaan bahwa tawuran itu sebagai cara remaja menyalurkan energinya, jelas ini sangat disayangkan. Memang, dengan sistem saat ini, energi besar para remaja terbuang sia-sia. Namun dengan sistem Islam, energi para remaja akan tersalurkan dengan tepat. Aktivitas pencapaian prestasi dilakukan semaksimal mungkin. Penemuan-penemuan baru hasil kreativitas para remaja akan bermunculan. Demikian pula dengan aktivitas yang namanya jihad  berperang di jalan Allah dengan tujuan mulia, yaitu meninggikan agama Allah di muka bumi.  


Sistem pendidikan Islam berperan pula melahirkan generasi yang berkepribadian Islam. Mereka memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Keimanan yang selalu ditanamkan oleh para pendidik, akan melahirkan generasi bertakwa. Generasi yang senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Tawuran pun ogah dilakukan. Kondisi ini hanya akan terjadi jika Islam diterapkan secara kaffah.


Dalam sistem Islam, suasana kehidupan yang hadir adalah suasana keimanan. Bukan permusuhan. Apalagi sesama muslim. Dilarang saling menyakiti, menuduh, memfitnah, dll. Sistem sanksi yang ada pun akan bersifat tegas dan menjerakan. Jadi, kalau ada yang melanggar aturan karena dia bermaksiat, hukumannya akan disesuaikan dengan dalil syarak yang ada. Dengan begitu, masyarakat khususnya remaja akan berpikir berulang kali sebelum melakukan pelanggaran hukum syarak.

Wallahu a'lam bisshawab. []

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)