Oleh: Nailizi
Fenomena pelajar merokok di lingkungan sekolah kini bukan lagi hal yang asing. Pemandangan siswa yang dengan santainya menyalakan rokok di area sekolah mencerminkan bahwa sedang terjadi krisis moral. Padahal, seharusnya sekolah sebagai tempat yang dapat menanamkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan keteladanan. Bukan menjadikan sekolah sebagai ruang bagi para pelaku penyimpangan.
Fakta lainnya telah beredar sebuah fakta bahwa foto seorang siswa SMA di Makassar yang berinisial AS, dengan santainya siswa ini merokok sembil mengangkat kakinya ke atas meja yang berada di samping gurunya.
Fenomena-fenomena ini menunjukkan bagaimana siswa merasa punya kebebasan untuk bertindak di luar batas etika, sementara guru merasa tak berdaya.
Kebiasaan merokok saat di sekolah menunjukan runtuhnya moral dan karut marutnya sistem pendidikan di sekolah. Dari sisi moral, bahwasannya seorang siswa sedang kehilangan rasa hormat terhadap aturan dan nilai-nilai kebaikan. Sedangkan dari sisi sistem pendidikan, sekolah tampak gagal dalam menanamkan kesadaran akan bahaya merokok, dan pentingnya adab terhadap guru dan bagaimana menjaga diri dari perilaku-perilaku buruk.
Dalam Sistem pendidikan sekuler yang diterapkan saat ini memberikan ruang kebebasan. Karena terbukti telah gagal mencetak peserta didik yang bertakwa dan berakhlak mulia. Perlunya menanamkan kembali nilai-nilai fundamental sopan santun dan rasa hormat kepada guru. Selain itu, sistem pendidikan Islam juga mengajarkan kepada siswa-siswanya agar memiliki pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan syariat Islam, yang dapat melahirkan generasi yang beriman, dan mempunyai kesadaran bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Wallahu A'lam bis shawwab

