Marak Anak Durhaka, Pertanda Apa?

Admin Beritanusaindo
0
 
Reni Rosmawati 
Pengamat Kebijakan Publik dan Tim Media Beritanusaindo 


 


“Rida Allah, terletak pada rida kedua orang tua. Dan murka-Nya terletak pada kemurkaan orang tua.” 
Hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani ini menggambarkan betapa mulia dan tingginya derajat orang tua di sisi Allah Swt.. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi kita setiap insan manusia. Demikian banyak firman Allah dalam Al-Qur'an yang menyuruh kita supaya berbakti kepada kedua orang tua. Mirisnya, hari ini begitu banyak anak yang tidak menghargai apalagi berbakti kepada kedua orang tuanya. Mereka berani menghardik, bahkan hingga ada yang tidak segan menghabisi nyawa orangtuanya. Astagfirullah. Nauzubillah


Dilansir oleh Liputan 6.com (23/6/2024), dua orang anak remaja putri kakak beradik berinisial K (17) dan P (16) menggegerkan jagat media sosial lantaran telah tega membunuh ayah kandungnya sendiri. Diketahui kejadian ini terjadi di sebuah toko perabot di kawasan Duren Kelapa Sawit, Jakarta Timur. Adapun motif dari pembunuhan tersebut adalah sakit hati karena pelaku dimarahi korban setelah kedapatan mencuri. 


Kasus serupa juga terjadi di Pesisir Barat Lampung. Lantaran kesal dimintai antar ke kamar mandi, seorang anak menganiaya ayahnya yang menderita stroke hingga tewas. (Beritasatu, 14/6/2024) 


Memprihatinkan 


Faktanya kasus anak yang membunuh orang tua bak fenomena gunung es di negeri ini. Jika kita perhatikan, hampir setiap saat berita pembunuhan yang dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya menghiasi layar kaca maupun media sosial tanah air. Hal ini sungguh memprihatinkan. Bagaimana bisa seorang anak sekejam itu terhadap orang tuanya yang telah melahirkan, membesarkan, menjaga, dan mendidiknya? 


Maraknya kasus penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan seorang anak kepada orang tuanya menunjukkan bahwa generasi muda hari ini tengah mengalami sakit kejiwaan yang akut. Sehingga menyebabkan pengelolaan emosi mereka demikian lemah, tidak mampu menahan marah. Di sisi lain juga membuktikan bahwa sistem kehidupan yang diterapkan kini sudah demikian rusak dan tidak mampu mencetak generasi berakhlak mulia.


Jika ditelusuri, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi maraknya kasus pembunuhan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya. Di antaranya: Pertama, minimnya peran orang tua dan negara dalam memberikan pemahaman agama (Islam) kepada anak-anak. Kedua, maraknya tontonan yang merusak akhlak, baik di media massa maupun media sosial. Ketiga, lemahnya hukum yang ada bagi para pelaku kejahatan. Keempat, penerapan sistem yang salah, yaitu sistem sekuler kapitalisme. Dari semua faktor ini, penerapan sistem sekuler kapitalismelah yang paling berpengaruh dan penyebab utama maraknya kasus anak membunuh orang tuanya. 



Sistem Sekuler Kapitalisme dan Suburnya Anak Durhaka


Tidak bisa dimungkiri, semua masalah yang terjadi hari ini bermula dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem inilah yang merupakan cikal-bakal terjadinya kerusakan di segala lini kehidupan. Sistem sekuler kapitalisme telah merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga. Sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) ditambah dengan paham kebebasan (liberal), melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwanya. Kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan, abai pada keharusan untuk berbakti kepada orang tua (biirul walidain). 



Sistem pendidikan sekuler tidak mendidik generasi agar memahami biirul walidain. Sebaliknya, sistem pendidikan kapitalisme justru sukses mendidik generasi menjadi manusia kejam dan tidak beradab. Sistem ini telah gagal memanusiakan manusia. Membuat fitrah dan akal mereka tidak terpelihara serta menjauhkannya dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba dan khalifah pembawa rahmat bagi alam semesta. Maka tidak heran lahirlah generasi durhaka, rusak, dan merusak, pemarah serta senantiasa mengedepankan hawa nafsunya dalam segala hal. Yang akhirnya rusak pula hubungannya dengan Allah Swt..


Islam Lahirkan Generasi Biirul Walidain 


Islam adalah agama sekaligus ideologi yang diturunkan Allah Swt. sebagai solusi atas seluruh masalah kehidupan. Dalam pandangan Islam, orang tua demikian dimuliakan. Doa mereka diijabah dan tidak ada penghalang. Setiap anak wajib taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya selama mereka memerintahkan dalam ketaatan kepada Allah. Pun demikian orang tua juga diwajibkan menyayangi, melindungi, dan mendidik anak-anaknya sesuai tuntunan syariat. 


Firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 14: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya selama dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku tempat kamu kembali.” 


Hadis ini menegaskan kepada kita, bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan kewajiban yang Allah perintahkan. Bahkan dalam hadis di atas Allah menyatakan bersyukur kepada-Nya sejajar dengan bersyukur kepada orang tua. Karena itu sebagai anak kita harus patuh, taat pada orang tua. Jangankan menghardik terlebih membunuh, mengatakan kata ‘ah’ saja tidak diperbolehkan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 23. 



Ketika Islam diterapkan sebagai sistem kehidupan, niscaya kasus anak membunuh orang tua tidak akan pernah terjadi. Yang ada adalah anak yang birrul walidain. Itu dikarenakan Islam terkenal kehebatannya dalam mendidik generasi, agar menjadi seseorang yang memiliki kepribadian Islam, yang tentunya akan berbakti dan hormat pada orang tuanya, serta memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi. 


Islam memiliki mekanisme dalam menjauhkan generasi dari kemaksiatan dan tindak kriminal, seperti sejak dini negara wajib menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Setiap sekolah dan keluarga didorong untuk menanamkan akidah yang kuat kepada seluruh anak-anak. Sebab, sekolah dan keluarga merupakan pilar pengokoh tsaqafah (pemahaman) Islam. Dengan begitu, maka akan lahirlah generasi saleh dan salehah, taat pada orang tua dan guru, serta tidak mudah emosi maupun depresi. 


Selanjutnya, sistem Islam pun mewajibkannya negara agar mengawasi setiap tontonan baik di media massa maupun media sosial. Sebab, biasanya tontonanlah yang berperan aktif merusak akhlak generasi. 


Di samping itu, sistem Islam pun akan membudayakan amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat. Sehingga ketika terlihat terjadi tanda-tanda yang menjurus pada kriminalitas akan segera dapat dicegah. Sebab masyarakat tak segan saling menasehati. 


Semua ini diperkokoh dengan penerapan sistem sanksi yang tegas dan menjerakan bagi setiap pelaku kejahatan. Apapun bentuknya, termasuk kekerasan yang dilakukan anak terhadap orang tua. 


Itulah beberapa mekanisme yang akan ditempuh sistem Islam untuk mengatasi kriminalitas dan anak durhaka terhadap orang tua. Sungguh, hanya sistem Islam yang dapat menjadi solusi bagi setiap masalah kehidupan. Tak ada yang lain selainnya. Karena itu, marilah berjuang bersama agar sistem shahih yang diturunkan Allah Swt. ini benar-benar terealisasi dalam kehidupan. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)