Kejutan Ultah Berujung Maut

Admin BeritakanMyId
0

 

Sumber: iStock 
Oleh : Yulia Fahira

Melansir laman Tempo.co, Klaten - Nasib tragis menimpa Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ketua OSIS berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024.

Meskipun pihak keluarga menganggap insiden ini sebagai musibah namun polisi tetap akan melakukan  pemeriksaan terhadap teman-teman korban guna memastikan penyebab pastinya. Tentu hal ini menjadi kabar duka yang menggemparkan dunia pendidikan.

Dari kaca mata Islam, perayaan atau kejutan ulang tahun sendiri bukanlah merupakan bagian dari syariat Islam, melainkan kebiasaan yang dilakukan orang Mesir dalam rangka memperingati hari jadi Fir'aun yang kemudian kebiasaan tersebut berlanjut hingga hari ini. Dan menjadi sebuah tren atau kebiasaan di tengah masyarakat dunia.

Dari Ibn Umar beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka" (HR. Abu Dawud, hasan)

Kejutan ulang tahun acap kali dilakukan dengan cara yang ektrim, misalnya melempar telur atau tepung, prank penuh kebohongan, menyiram dengan air got hingga menceburkan orang yang berulang tahun ke dalam kolam. Hal ini di anggap lumrah dan menyenangkan sebagai bentuk eksistensi diri, padahal jika ditelisik lebih jauh hal tersebut termasuk pada aktivitas pembullyan dan membahayakan. 

Perilaku ini seringkali  spontan, tanpa disertai pemikiran mendalam, karena ketidakpahaman atas kaidah berpikir dan beramal, serta adanya pertanggungjawaban atas setiap perbuatan, sehingga lalai terhadap resiko yang mungkin terjadi. 

Hal ini tak lain merupakan buah dari penerapan sistem pendidikan sekuler. 

Sebagai seorang muslim kita dilarang dalam melakukan suatu perbuatan yang sia-sia tanpa tujuan, setiap tindakan seorang muslim hendaklah memiliki tujuan yang hendak di capai. Sayangnya sistem pendidikan sekuler yang berasaskan pada manfaat dan bertujuan memisahkan agama dari kehidupan masyarakat ini telah gagal mencetak generasi gemilang. Alih-alih mencetak generasi emas justru malah membuat mereka kehilangan jati diri sebagai seorang muslim. 

Ini juga pengaruh dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang memudahkan kita dalam mengakses segala informasi termasuk tren dunia barat tanpa di imbangi dengan keimanan dan pemahaman yang benar dan mendalam sehingga kini menjadikan dunia Barat sebagai kiblat fashion dan perilaku remaja.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang mengajarkan kaidah berfikir yang benar sehingga akan menghasilkan amal produktif dan mencetak generasi yang kokoh dengan pemikiran yang mendalam bahkan cemerlang serta berkepribadian Islam. Sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang merusak.

Allahualam.


_Editor : Vindy Maramis_

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)