Palestina, Pinterest
Oleh: Dewi Putri, S.Pd
Aktivis Dakwah Muslimah
Beritanusaindo.my.id-OPINI--Dilansir dari balisuara.com, 1 September 2024, ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani menyuarakan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pidato itu disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali.
Dalam pidatonya yang sekaligus membuka kegiatan tersebut, Puan mengingatkan peran parlemen untuk berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan global. Selain itu, dia menilai parlemen juga harus menghargai HAM dan menegakkan hukum.
Seruan yang dikatakan untuk menghentikan genosida di Palestina tanpa adanya pengiriman tentara/pasukan hanyalah pencitraan belaka. Seruan kemerdekaan Palestina pada forum internasional tersebut tidak sejalan dengan apa yang dibutuhkan oleh Palestina yang krisisnya sudah tidak ada titik terang lagi.
Baca juga:
Maraknya Aborsi Buah dari Sistem yang Rusak
Masalah yang paling besar saat ini ialah adanya pendudukan Zionis Yahudi di wilayah Palestina. Hal ini sudah terjadi sejak lama. Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani, maka negara Inggris dan PBB memberikan peluang dan melegalkan Israel sebagai negara. Selama entitas Zionis Yahudi berada dan masih dalam wilayah Palestina, maka selama itu pula persoalan genosida akan terus ada.
Adanya seruan agar Zionis Yahudi menghentikan kebrutalannya, tidak memberikan kemerdekaan terhadap wilayah Palestina. Seruan tapi tidak melakukan pengiriman tentara hanyalah fiktif belaka dan sekedar pencitraan. Seruan yang tidak memberikan dampak pada Palestina, juga tidak akan didengar oleh Zionis. Faktanya sampai saat ini Palestina masih dalam keadaan yang semakin buruk. Adanya seruan yang dilayangkan oleh Dunia International, salah satunya oleh PBB selaku organisasi Global tidak memberikan pengaruh sedikit pun terhadap kondisi Palestina.
Kondisi Palestina malah semakin memburuk. Wilayah Rafah, benteng pertahanan terakhir kaum mulsimin Palestina juga telah dihancurkan, dibombardir oleh Zionis. Lantas apa yang bisa kita harapkan pada sistem Demokrasi Kapitalisme yang membiarkan hal itu terjadi?
Baca juga:
Demokrasi Anti Kritik, Rakyat Tidak Boleh Protes
Pembantaian yang tidak ada habisnya terhadap rakyat Palestina adalah kebiadaban yang nyata, yang harus kita lawan. Tetapi, masih banyak umat yang belum memahami bagaimana cara menyelesaikan persoalan Palestina. Negara-negara muslim hanya mengecam, tidak memberikan solusi dan enggan mengirimkan pasukan militernya. Para pemimpin muslim sibuk dengan kekuasaanya masing-masing. Begitulah bukti bahwa rusaknya kepemimpinan penguasa negeri muslim karena penerapan sekulerisme.
Dengan demikian, tidak heran jika seruan untuk kemerdekaan Palestina tidak membuahkan hasil. Karena di balik adanya Zionis Yahudi, ada negara adidaya yang mendukungnya. Selain itu, para penguasa di negeri-negeri muslim juga tidak peduli dengan nasib saudara seimannya di Palestina akibat sekat nasionalisme. Maka tidak heran mereka tidak membela umat muslim Palestina dengan bantuan militernya.
Semakin hari permasalahan Palestina tak kunjung terselesaikan. Itu terjadi selama umat muslim di seluruh dunia tidak menerapkan solusi yang fundamental yang mampu menyelesaikan permasalahan dari akarnya. Untuk itu, umat wajib memahami beberapa hakikat tentang sejarah dan fakta Palestina.
Palestina adalah negeri Islam yakni milik umat Islam. Pada tahun 15 Hijriyah, Palestina dibebaskan pertama kali oleh Khalifah Umar Bin Khathab ra. Sehingga menjadi bagian dari negeri muslim yang statusnya ialah tanah kharajiyyah yang tetap kepemilikanya pada umat muslim sampai hari kiamat.
Persoalan Palestina sesungguhnya ialah pendudukan dan perampasan negara oleh musuh Islam. Jika masalahnya perampasan tentu solusinya ialah merebut kembali.
Konflik Palestina dengan Zionis Yahudi hakikatnya ialah konflik dengan negara-negara Barat penjajah. Mereka sudah bersekongkol melahirkan negara ilegal Israel dan mendukungnya dengan dana yang besar dan senjata.
Adanya bantuan dana dari negara penjajah maupun negara Arab sesungguhnya itu adalah harga untuk kemajuan proyek barat guna untuk menaikkan hegemoni Zionis Yahudi di Palestina. Lebih parahnya lagi negara-negara Arab di sekitar Palestina tidak mampu memberikan perlindungan, keamanan terhadap Negara Palestina.
Dengan demikian sudah nyata gagalnya resolusi dari PBB atas krisis Palestina. Maka dari itu sistem kapitalisme demokrasi saat ini terbukti memberikan ruang dan memelihara keberadaan entitas zionis Yahudi.
Selain dari kecaman dan seruan, usulan lain tentang solusi Palestina ialah dengan melakukan perundingan berupa perdamaian, genjatan senjata, solusi dua negara atau pun mengirim tentara dari berbagai negara untuk melakukan perdamaian. Itu semua sudah terbukti tidak mampu menyelesaikan masalah Palestina. Hingga sekarang Zionis Yahudi masih berada di tanah Palestina.
Umat Islam ibarat satu tubuh. Krisis Palestina bukanlah persoalan lokal yang dialami rakyat Palestina saja melainkan permasalahan bagi seluruh kaum muslim karena muslimin itu bersaudara.
Sehingga wajib ada rancangan dan agenda tersendiri untuk memberikan solusi tuntas bagi Palestina. Umat Islam tidak membutuhkan forum-forum international yang hanya berisi seruan dan kecaman formalitas belaka.
Baca juga:
Makan Gratis "Program Tuhan" Serius?
Solusi yang fundamental ialah tegaknya Khilafah Islamiyyah yang akan menjalankan politik luar negeri berupa Jihad fisabilillah untuk mengusir Zionis. Khilafah Islamiyah akan tegak sesuai janji Allah. Akan tetapi wajib diperjuangkan oleh umat muslim. Untuk itu, umat muslim harus tahu, memiliki pemahaman dan rasa butuh terhadap tegaknya khilafah. Dengan adanya penyebaran pemahaman Islam kafah melalui opini umum di masyarakat serta kesadaran bahwa keterpurukan hidup saat ini karena penerapan sistem kapitalisme demokrasi.
Wajib adanya kelompok yang menyerukan dakwah Islam yang tegak atas landasan ideologi Islam. Berperan untuk mencerdaskan, mewujudkan kesadaran opini umum di tengah- tengah umat terkait betapa pentingnya penerapan ideologi Islam sebagai Ideologi negara. Dengan tegaknya sistem Islam dalam naungan khilafah maka khalifah akan mengerahkan tentara untuk membebaskan Palestina dari cengkraman Zionis Yahudi. Rasulullah Saw Bersabda:"Sungguh, al-imam (khalifah) itu adalah perisai (pelindung); orang-orang (akan berperang) di belakangnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya)".(HR. Muttafaqun 'alayh). Wallahu'alam. [ry].