Nasib Tragis Guru Kini, Hilang Nurani

Goresan Pena Dakwah
0

Oleh : jihan Faika

Aktifis dakwah muslimah


Beritanusaindo.my.id--OPINI, Guru adalah profesi yang sangat mulia. Tanpa seorang guru kebodohan akan merebak dan dapat menyebabkan kehancuran negeri ini. Karena ilmu itu tentu lebih membekas bila disampaikan melalui lisan seorang guru. Maka seharusnya penghormatan dan penghargaan terbesar sudah selayaknya diberikan kepada seluruh guru yang ada di negeri ini.


Namun sangat disayangkan, permasalahan demi permasalahan seolah tidak ada habisnya dialami oleh para guru. Mulai dari pemberian gaji yang terlambat bahkan terancam tidak diberikan, gaji yang juga terlampau kecil terutama untuk para guru honorer, dan sebagainya. Ditambah lagi adanya kasus tentang pemidanaan guru yang dianggap telah melakukan pelanggaran.


Banyak guru merasa was-was ketika memberikan pengajaran dan mendidik para siswanya disebabkan seringkali upaya tersebut disalah artikan seolah menjadi bentuk penganiayaan atau bentuk kekerasan terhadap anak sebagaimana adanya peraturan tentang perlindungan anak. Karena pada faktanya sudah ada beberapa guru yang harus mendekam dipenjara karena kasus yang berkaitan dengan hal ini. 


Pendisiplinan terhadap siswa dilakukan dengan maksud agar para siswa mau mentaati peraturan yang ada dan bersikap yang seharusnya. Selama tindakan ini masih dalam batas wajar dan sesuai norma serta aturan yang berlaku tentu tidak akan menjadi masalah. Namun hal ini terkadang dikatakan sebagai tindakan kekerasan, hingga muncullah upaya melakukan kriminalisasi terhadap guru yang bersangkutan. 


Baca juga: 

Keniscayaan Nasib Malang Butuh Dalam Kapitalisme


Bukannya diselesaikan dengan cara kekeluargaan malah dilaporkan ke pihak berwajib yang membuat pahlawan tanpa tanda jasa ini diperlakukan seperti para pelaku kejahatan. Akhirnya banyak guru yang mengatakan bahwa mereka takut menegur para siswa yang melakukan pelanggaran karena khawatir akan dilaporkan ke polisi.  


Setiap orangtua yang menyekolahkan anaknya tentu berharap anak-anak mereka bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta berperilaku dengan baik. Untuk mewujudkan hal ini harus ada kerjasama antara pihak sekolah dengan kedua orangtua. Sinergi antara orangtua dengan guru menjadi hal terpenting untuk mewujudkan harapan ini. 


Sayangnya, kasus kriminalisasi terhadap guru menunjukkan bahwa tidak ada sinergitas antara guru dan orangtua. Seringnya orangtua merasa memiliki kuasa penuh untuk menentukan tindakan guru sesuai yang mereka inginkan, padahal seharusnya ada komunikasi dua arah antara guru dan orangtua agar bisa saling bertukar pendapat dan menyatukan visi dan misi dalam proses pembelajaran. 


Islam memandang profesi guru sebagai profesi yang mulia dan bahkan benar-benar menghargai mereka. Guru dalam sistem Islam diberikan gaji dan tunjangan yang sangat besar. Imam Ad Damsyiqi menceritakan sebuah riwayat dari Al Wadliyah bin Atha yang menyatakan bahwa, di Kota Madinah ada tiga orang guru yang mengajar anak-anak. Khalifah Umar bin Khatthab memberikan gaji pada mereka masing-masing sebesar 15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas). 


Baca juga:

Keamanan Obat dan Pangan, Butuh Negara Periayah


Jika dikalkulasikan, itu artinya gaji guru sekitar Rp 30.000.000. Ini untuk semua guru termasuk apabila disebut sebagai guru honorer. Bila dibandingkan dengan saat ini tentu sangat berbanding terbalik, guru honorer digaji bahkan tidak sampai Rp. 500.000,- dan itupun sering menunggak selama 3 bulan. 


Sangat miris melihat nasib pahlawan tanpa tanda jasa ini. Akhirnya mereka juga sibuk melakukan pekerjaan lain untuk menambah penghasilan mereka sambil berharap bisa menjadi guru tetap atau pun guru PNS. Yang seringnya harapan itu akhirnya hanya mimpi yang tidak pernah terwujud.


Islam sudah menentukan arah pendidikannya berbasis Akidah. Maka standar dalam menentukan kurikulum, mekanisme pembelajaran, teknik mengajar, kelayakan menjadi seorang guru, aturan-aturan dalam pengajaran, dan sebagainya tentu akan disesuaikan dengan hal ini. 


Kemudian akan ada sosialisasi berkala pada orangtua siswa tentang tujuan dan target-target yang ingin dicapai oleh sekolah. Dengan harapan para orangtua juga akan mendukung dan menjalankan peran mereka dirumah dengan sebaik-baiknya. Bukannya malah menjadi penyebab utama masalah yang melatarbelakangi kenakalan-kenalan siswa. 


Baca juga: 

Malulah Kalian Kepada Allah!


Maka para guru akan berusaha dengan baik dalam memahamkan materi pembelajaran, seiring dengan hal ini maka orangtua dirumah juga akan menjalankan perannya sebagai teladan bagi anak, mengevaluasi materi yang sudah disampaikan guru, mengawasi dan selalu memberikan nasehat yang baik, dan lain-lain. [ RY ].



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)