![]() |
Ilustrasi: Suasana Belajar. Sumber: iStock. |
Oleh : Rahmi Lubis, S.Pd (Tenaga Pendidik)
Viral, duel pelajar SMP di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Banten ramai di media sosial. Diketahui dua pelajar saling baku hantam di lapangan sepakbola, sementara pelajar lainnya mengacungkan senjata tajam serta pistol kepada lawannya (Sindonews, 8/11).
Mirisnya, pelaku masih di bawah umur. Peristiwa yang sangat memalukan ini menjadi cambukan bagi dunia pendidikan. Tawuran dan genk motor sudah menjadi hal yang biasa. Bukan hanya itu saja, kini dunia pendidikan juga harus tertunduk malu dikarenakan rusaknya moral kaum terpelajar. Mengapa pendidikan sekarang justru melahirkan generasi yang krisis moral, krisis pemikiran, bahkan kehilangan arah tujuan?
Pendidikan Sekuler Mematikan Karakter
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting perubahan negara. Oleh sebab itu, sistem pendidikan harus menjadi perhatian utama bagi sebuah bangsa. Namun semua itu sirna ketika yang dianut oleh negeri ini adalah ideologi sekulerisme. Tujuan pendidikan tidak lagi bersandar pada pada pengembangan generasi. Sekularisme ialah pemisahan agama dari kehidupan, sehingga tidak akan bersinergi dengan dunia pendidikan. Sistem ini jelas membentuk tujuan pendidikan menjadi asas materialisme. Pendidikan dalan sistem ini hanya berkiblat pada manfaat. Salah dan benar hanya ditentukan oleh kekuasaan dan keuntungan. Seorang siswa tak segan lagi memamerkan kehebatannya dengan cara menyakiti dan menggunakan senjata tajam, bahkan tak lagi takut untuk menghilangkan nyawa temannya.
Adanya perubahan kurikulum dan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah guna meningkatkan kualitas pendidikan nyatanya tak membawa hasil yang signifikan bagi dunia pendidikan. Para peserta didik masih bergelut dengan kasus tawuran, bullying, pergaulan bebas, bahkan krisis kejiwaan. Pendidikan dalam sistem sekulerisme jelas mematikan karakter generasi.
Pendidikan dalam Islam
Dalam surat Al-Mujadilah ayat 11, Allah mengatakan,
"...Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Sungguh Islam sangat memuliakan orang yang berilmu. Orang yang mencari kebenaran sejati dengan landasan Al-Quran dan As-sunnah. Benar atau salah jelas bukan dari penilaian atau pengakuan manusia namun dari Sang Pencipta.
Maka kiblat pendidikan dalam Islam berorientasi pada keimanan, tsaqofah, dan kepribadian yaang khas. Karakter yang ditanamkan pada generasi dimulai sejak dini yaitu penanaman akidah yang benar, yakni pengakuan terhadap Tuhan sebagai Pencipta dan Pengatur kehidupan manusia. Dengan begitu, karakter yang terbentuk pada diri peserta didik adalah ketakwaan.
Jujur, baik dalam perkataan, takut akan dosa, semangat dalam menimba ilmu, agar menjadi manusia yang bermanfaat, sehingga akan tercipta generasi yang gemilang dengan keluhuran pribadinya dan keilmuannya.
Pendidikan Islam hanya bisa terwujud jika sebuah negara menerapkan sistem kehidupan islam secara kaffah dalam bingkai khilafah Islamiyah. Allahua’lam bishshawab.
_Editor: Vindy Maramis_