Peringatan Hari Anak Dunia, Bagaimana Nasib Anak Palestina?

Admin Beritanusaindo
0

 

Ilustrasi gambar: Koranbabelpos

Peringatan Hari Anak Sedunia, namun kontras dengan kondisi anak-anak di Palestina. Jangankan hak mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan keamanan, hak untuk hidup saja mereka tak punya. Semua akibat sistem kapitalisme. 


Oleh Yafi'ah Nurul Salsabila

Aktivis Dakwah



Beritanusaindo.my.id - OPINI - Hari Anak Dunia selalu diperingati ada setiap tahunnya. Mereka memiliki hak bermain, memiliki hak eksplorasi, memiliki hak belajar dan memiliki hak mengejar cita-cita yang diimpikan. Anak-anak selalu memiliki sikap ceria, nakal, dan penuh dengan rasa ingin tahu yang besar. 


Bahkan UNICEF yang selalu siap siaga untuk melindungi anak-anak di dunia. Melihat senyum, tawa dan wajah anak-anak yang hidupnya serba kekurangan menjadi hal yang membuat organisasi tersebut menolong anak-anak tersebut. Namun sangat berbeda jauh perlakuan mereka terhadap anak-anak di bumi Syam yakni Palestina. 


Anak-anak di Palestina bertaruh nyawa dan harus menghadapi dunia yang penuh dengan suara bising bom dari Israel. Rasa takut, marah, gelisah bercampur akan tetapi mereka tetap tegar, sabar, ikhlas, berani dan ceria. Walaupun dunia tak adil dan kejam atasnya, mereka yakin syahid menjumpai, Allah selalu bersama.


Dilansir dari halaman berita bahwa peringatan hari anak sedunia diperingati setiap tanggal 20 November. Ini merupakan hal terpenting untuk merayakan hak-hak anak di seluruh dunia. Sejarah hari anak ada pertama kali pada tahun 1954 sebagai hari anak sedunia dan setiap tanggal 20 November oleh organisasi PBB yang mengadopsi deklarasi hak-hak anak pada tahun 1959. Dimana pada tanggal yang sama pada tahun 1989 PBB mengadopsi konvensi hak-hak anak. (Detik.com, 13/11/24).


Sejak saat itu, tanggal 20 November dipilih menjadi peringatan hari anak sedunia dan perlindungan ini mencakup beberapa aspek mulai dari bertahan hidup, berkembang hingga perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi. 


Dari berita diatas dapat kita pahami pada kehidupan nyata jauh dari hak-hak yang disebutkan diatas. Bahkan mereka masih merasakan sakit, diserang, kekerasan seksual, eksploitasi marak terjadi. Walaupun masih banyak anak-anak didunia ini yang hidup nyaman dalam rumah tetapi secara pemikiran tidak. Merupakan bentuk dari ketidakpedulian negara terhadap dua miliar anak di seluruh dunia. 


Hal ini terjadi pada anak-anak di Palestina serang fisik yang membabi buta oleh zionis Israel. Mereka tetap tegar, tabah dan bertahan serta berani menghadapi zionis yang begitu bengis. Para calon mujahid dan mujahidah banyak terlahir disana berarti secara pemikiran memiliki pemahaman Islam yang kuat. 


Krisis ekonomi terus dirasakan dan kemiskinan merajalela akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok sandang, pangan dan papan yang berujung kematian. Dunia anak-anak sedang tidak baik-baik saja pada saat ini terlebih di Palestina banyak juga anak-anak yang mengalami malnutrisi. 


Akibat dari sistem kapitalisme yang membiarkan penjajahan dan membiarkan hal asasi-asasi yang justru memperparah keadaan baik fisik, pemikiran dan peraturan. Maka dari itu, butuh solusi yang hakiki dari sang Maha Pencipta yakni Allah Swt. yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. 


Inilah sistem yang dikenal dengan sebutan khilafah yang akan memenuhi hak-hak anak dan keamanan akan terwujud. Anak adalah calon generasi masa depan yang harus dijaga keselamatan, kesejahteraannya dan butuh negara sebagai _raa'in_ serta _junnah_ (perisai) bagi rakyat khususnya anak-anak. 


Sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:"Imam/khalifah adalah pengurus bagi rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang diurus." (HR. Muslim dan Ahmad)


Adapun hadits  lainnya sebagai berikut: "Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung." (HR. Muslim) 


Penggalan hadis tersebut jelas bahwa negara harus bertanggungjawab dan menjaga hal hidup setiap manusia atau rakyatnya. Wajib memberikan hak-hak anak seperti: hak hidup, berkembang, hak nafkah, keamanan,  pendidikan, terjaganya nasab, dan lain-lain. 


Untuk memenuhi hak tersebut dengan cara mengembalikan fungsi keluarga, lingkungan masyarakat dan negara kepada syariat Islam. Sehingga melalui penerapan hukum syara dapat memperkuat fungsi ketiganya. 


Negara menjadi asas bagi perlindungan anak yang hakiki dan merupakan wakil umat untuk penerapan hukum syara secara menyeluruh. Khilafah wajib mengelola kekayaan sumber daya alam yang merupakan kepemilikan umum atas izin Allah Swt.. Seperti: hutan, sungai, laut, daun dan lain-lain. 


Hasil dari pengelolaan SDA (sumber daya alam) akan dikembalikan kepada rakyatnya untuk kesejahteraan mereka mulai dari pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis. Pengelolaan tidak diberikan kepada pihak swasta yang pernah terjadi di sistem kapitalisme. 


Alhasil, ikatan nasionalisme dihilangkan secara total di negeri-negeri Muslim dan menjadi negara yang kuat dengan mengerahkan militer untuk menyelamatkan Palestina yang disebut dengan jihad. Jihad merupakan bagian dari khilafah agar anak-anak di negeri-negeri Muslim terselamatkan dan terjaga keamanannya. 


Wallahu'alam bissawab. [Rens]


Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)