Stop Mati Di Lumbung Padi!

Muslimah Pembelajar
0

 


Jumlah orang yang kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat di tahun ini. Berdasarkan warta detik.com, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), jumlahnya sepanjang Januari sampai 26 September 2024 hampir mencapai 53.000 orang. 


Ironis, Indonesia yang terkenal dengan SDA yang melimpah ruah namun tidak bisa menyejahterakan rakyatnya. Berdasarkan data Kemenkeu yang berasal dari kemenkeu.go.id, beberapa kekayaan alam Indonesia yang tak dimiliki oleh negara lain yaitu emas, minyak bumi, gas alam, batu bara, dan hasil laut yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.


Setidaknya ada empat provinsi yang memiliki kekayaan alam dari sumber daya alam di sektor pertambangan dan galian di antaranya adalah Aceh, Riau, Kalimantan Timur dan Papua. Aceh memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi dan gas alam. Riau memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi, batu bara, emas, timah dan kekayaan hutan dan perkebunan. 


Begitu juga Kalimantan Timur dari sektor pertambangan dan galian. Papua dengan kekayaan bahan tambang emas dan tembaganya. Sayangnya, kekayaan yang melimpah ruah tidak diiringi dengan pengelolaan yang benar dan tepat, bahkan cenderung abai. Kenapa bisa dikatakan abai?


Karena pengelolaannya tidak berporos pada kesejahteraan masyarakat tapi berporos kepada kepentingan segelintir orang yaitu para pemodal, pengusaha dan penguasa yang pengusaha (oligarki). 


Banyaknya perusahaan asing yang berdiri di Indonesia seperti Perusahaan tambang Freeport, Exxonmobil Corporation, Shell, BP, Chevron Pacific, Petronas, Newmont Nusa Tenggara, Santos Ltd., Petrochina, Cnooc, Statoil (Equinor ASA), Eni, dan Statoil-Niko adalah buktinya. Begitu juga dengan perusahaan migas seperti British Petroleum (BP), Chevron, ExxonMobil, Petronas, dan Premier Oil.


Perusahaan dalam bidang yang lainnya juga didominasi oleh perusahaan asing. Dengan ini, dapat diibaratkan masyarakat Indonesia bisa mati di lumbung padi. Karena, kekayaan yang ada tidak dikelola oleh negara dalam memenuhi kesejahteraan masyarakatnya, tetapi diberikan kepada asing untuk di kelola dan keuntungan yang ada pun tidak sampai ke masyarakat. 


Sejatinya Islam telah mengatur dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya SDA yang dimiliki oleh negara atau umum yaitu masyarakat. Rasulullah saw. bersabda,

اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءُ في ثلَاَثٍ فِي الْكَلَإِ وَالْماَءِ وَالنَّارِ            

“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad). 


Hadis di atas menyatakan bahwa kaum muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api. Ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu. Imam as-Sarakhsyi di dalam al-Mabsûth menjelaskan hadis-hadis di atas.


Namun faktanya, individu termasuk perusahaanlah yang mengelola tiga hal tersebut dan ini yang terjadi di Indonesia. Indonesia mempunyai potensi SDM dalam pengelolaan SDA yang ada. Yaitu dari generasi muda yang menghasilkan karya atau penemuan dalam penelitian di kampus-kampus terkenal di Indonesia.


Hanya saja, penemuan ini tidaklah dimanfaatkan dengan optimal cukup di jadikan arsip di perpustakaan kampus mereka. Kenapa bisa seperti itu? Karena sistem yang ada yaitu sistem kapitalisme tolak ukurnya adalah keuntungan bagi pemilik modal. Walaupun banyak penemuan generasi muda dalam pengelolaan SDA, jika hal itu tidak mendatangkan banyak keuntungan bahkan harus mengeluarkan dana, maka hal itu tidaklah di ambil. Lebih baik impor, lebih baik diberikan kepada pihak swasta atau asing dalam pengelolaannya. 


Berbeda halnya ketika sistem yang digunakan adalah sistem Islam. Negara akan menjamin kesejahteraan secara individu dari aspek sandang, pangan dan papan, serta memastikan pendidikan, kesehatan dan keamanan juga dirasakan dan didapatkan oleh setiap individu. 


Negara akan menjadikan atau menciptakan masyarakat yang cinta ilmu pengetahuan sehingga akan berlomba-lomba dalam menghasilkan karya inovasi untuk keberlangsungan hidup manusia dan tidak bergantung kepada asing. Karena, bangsa yang maju dan kuat adalah bangsa yang bisa menopang semua aspek kehidupan dari bangsa itu sendiri. 


Wallahu a'lam bishawab. []


Penulis : Ummu Nayla


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)