![]() |
Ilustrasi gambar: Wikipedia |
Jumiati Muslimin
Kontributor Media Bertanusaindo
Bertanusaindo.my.id - OPINI - Dilansir oleh megapolitan.okezone.com (07/11/24), Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil menyampaikan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan gen Z. Salah satu yang dilakukannya adalah dengan aktif di sosial media. Cara itu bagian dari mendekatkan diri dengan gen Z, seperti berinteraksi di Tiktok.
Dilansir oleh ccn.indonesia.com (10/11/24) Tri Rismaharini, Calon Gubernur Jawa Timur, hadir dalam acara "Emakku Pahlawanku Talkshow Bareng Bu Risma" yang diselenggarakan di Petungwulung, Petungasri, Pandaan, Jum'at (08/11/24). Dalam acara tersebut Risma menyampaikan niatnya untuk mengembangkan petonsi gen-Z di Jawa Timur. Risma menyampaikan bahwa gen-Z harus dibuka ruang geraknya untuk melakukan kreativitas sesuai kemampuan mereka masing-masing.
Calon gubernur DKI Jakarta dan calon gubernur Jawa Timur serta calon-calon lainnya berusaha mengambil hati gen-Z untuk mendukung mereka dalam Pilgub. Berbagai penyataan serta janji-janji terus mereka ucapkan untuk menarik minat gen-Z, terutama supaya terlibat aktif dalam pemilihan.
Melihat hal ini, Gen-Z seharusnya sadar bahwa dalam sistem demokrasi, mereka hanya dibutuhkan suaranya. Setelah itu, nasib rakyat secara umum termasuk gen-Z tidak ada perubahan. Tetap dalam kondisi belum sejahtera. Biaya hidup, biaya pendidikan, biaya kesehatan serta yang lainnya tetap memberatkan rakyat. Ini selama sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalisme, yang standar perbuatannya adalah asas manfaat.
Selain itu, gen-Z harus sadar dan melek terhadap kondisi sekitar. Janji-janji manis yang telah diucapkan saat kampanye hanya sedikit yang terealisasi. Gen-Z malah merasa dibatasi ruang geraknya, salah satunya saat mereka menyuarakan kebenaran disitulah perlakuan tidak adil mereka didapatkan. Gen-Z harus berfikir kritis dan mampu membaca akar permasalahan yang menyebabkan penyimpangan terus terjadi.
Buka mata hati serta renungilah bagaimana kondisi kita dari dulu sampai sekarang. Adakah kita merasa aman, tentram dan sejahterah hidup dalam sistem demokrasi? Justru yang didapatkan adalah kezaliman. Persoalan kehidupan yang kita hadapi ini tidak lain karena sistem politik yang sedang dipakai sekarang. Untuk itu gen Z harus sadar bahwa yang dibutuhkan adalah sistem politik Islam.
Mari kita flashback sejarah kegemilangan Islam, terhadap periayahannya ke umat termasuk generasi muslim. Mereka dituntun dan diajarkan tentang aqidah yang sahih sehingga melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam dan pemuda pejuang. Bukan seperti dalam sistem Kapitalisme yang malah mendidik menjadi generasi yang joget-joget, alay, yang melenceng dari syariat Islam. Dalam sistem Sekuler Demokrasi gen-Z menjadi generasi kerupuk, melakukan sesuatu tanpa melihat standar halal-haram.
Segala persoalan kehidupan dan kebutuhan umat tergantung pada politik yang dipakai. Maka dari itu hanya politik Islamlah yang mampu menyelesaikan persoalan umat dan memberikan jaminan kesejahteraan bagi rakyat. Potensi yang dimiliki gen Z sangat besar. Potensi ini seharusnya dikembangkan demi tegaknya Islam kaffah. Inilah jalan yang seharusnya diambil agar potensi gen Z tidak dibajak oleh demokrasi.
Wallahu'alam. [Rens]
Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.