Al-qur'an Pedoman Hidup Individu, Masyarakat dan Negara

Goresan Pena Dakwah
0

Ilustrasi : Syariah Islam (pinterest)

Oleh : Dewi Putri, S.Pd

Aktivis Dakwah Muslimah


Beritakan.my.id, Opini--Kementerian Agama menggelar 350 ribu khataman al-qur'an pada 16 Ramadan 1446 Hijriah. Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan turut ikut serta dalam peringatan Nuzulul Qur'an ini. Program bertajuk Indonesia Khataman Al-qur'an di Sulsel dipusatkan di Aula Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Makassar. Program ini diharapkan mampu menguatkan semangat keislaman dan kebangsaan serta mengajak umat muslim untuk mencintai, memahami, dan meneladani Al-qur'an (metrotvnews.com, 16-3-2025). 


Nuzulul Qur'an adalah peristiwa turunnya wahyu pertama dari Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. melalui malaikat Jibril. Peristiwa ini pun menjadi titik awal turunnya al-quran sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Hal inilah yang menyebabkan setiap bulan Ramadan diadakan peringatan Nuzulul Qur'an dengan penuh penghormatan. 


Namun sangat miris. Di tengah kemeriahan memperingati Nuzulul Qur'an ini, umat Islam masih hidup di bawah aturan yang tidak bersumber pada Al-qur'an melainkan dari akal manusia. Indonesia dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, saat ini diatur oleh sistem Demokrasi Kapitalisme. Aspek politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan sistem sanksi disandarkan pada asas sekularisme yang mengabaikan peran agama. 


Demokrasi Kapitalisme telah menjadikan akal manusia sebagai sumber aturan, padahal manusia adalah makhluk yang lemah, memiliki keterbatasan dan saling membutuhkan sehingga berpotensi memiliki pertentangan dan berkonsekuensi lahirnya permasalahan. 


Baca juga: 

Relokasi Bukan Solusi Hakiki Warga Gaza


Dalam Demokrasi, prinsip kedaulatan berada di tangan rakyat.  Manusia justru menjadi penentu hukum yang tidak lepas dari pengaruh hawa nafsu kepentingan pribadi. Bukan oleh kebenaran hakiki yang diajarkan dalam Al-qur'an. Hal ini menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam penerapan hukum dan keadilan yang seharusnya berlandaskan pada wahyu Allah.


Sebagaimana yang kita saksikan hari ini di bawah sistem sekularisme Kapitalisme, bulan Ramadan belum tampak membawa perubahan bagi nasib kaum muslim. Umat Islam saat ini masih dalam keadaan terpuruk. Musuh-musuh Allah masih saja membunuh dan menjajah kaum muslim, sebagaimana yang terjadi pada saudara kita di Palestina. Belum lagi adanya kebijakan yang merugikan banyak rakyat seperti kenaikan pajak, privatisasi sumber daya alam dan lain sebagainya.


Padahal Allah SWT. telah berfirman yang artinya, "Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-qur'an  sebagai petunjuk bagi manusia serta sebagai penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda"(TQS. Al Baqarah: 185). Al-qur'an juga memberikan penjelasan atas segala sesuatu, sebagaimana Allah berfirman yang artinya, "Kami telah menurunkan kepadamu (Muhammad) al-qur'an sebagai penjelas sesuatu juga sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim" (TQS. An Nahl : 89).


Dari kedua ayat tersebut umat Islam diwajibkan menjadikan Al-qur'an sebagai pedoman hidup, sumber hukum yang mengatur segala aspek kehidupan serta sebagai solusi bagi setiap permasalahan  yang dihadapi.


Hal ini menuntut penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam berbagai bidang kehidupan. Penerapan syariah Islam secara komprehensif tidak dapat terwujud dengan sempurna tanpa adanya kekuasaan pemerintahan Islam yang sah. Inilah yang dimaksud Khilafah yang mengikuti metode kenabian. SIstem pemerintahan Islam yang berlandaskan pada petunjuk nabi Muhammad Saw. untuk menegakkan hukum-hukum Allah. 


Baca juga: 

Banjir Kembali Datang, Nasib Rakyat Kian Meradang


Al-qur'an sudah seharusnya sebagai landasan hidup setiap individu, masyarakat hingga negara. Namun ironisnya hari ini kita menyaksikan bahwa individu yang berpegang teguh pada Al-qur'an dan menyerukan untuk kembali kepada penerapan aturan Islam secara sempurna justru dianggap radikal dan ekstrem. Berpegang teguh pada Al-qur'an sebagai konsekuensi dari keimanan yang tulus  seharusnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap muslim.


Al-qur'an bukan hanya sekedar bacaan akan tetapi petunjuk hidup yang menyentuh setiap aspek kehidupan. Apatah lagi jika ingin membangun peradaban manusia yang mulia, Al-qur'an seharusnya dijadikan sebagai asas kehidupan karena di dalamnya terkandung pedoman yang sempurna untuk mencapai keberkahan hidup.


Baca juga: 

Dibalik Kebahagiaan Lebaran Palestina Masih Dalam Penderitaan 


Umat harus menyadari kewajiban berpegang pada Al-qur'an secara keseluruhan dan memperjuangkannya sebagai pedoman, tidak hanya bagi individu namun juga bagi masyarakat hingga negara. Untuk mewujudkanya diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk menjadikan Al-quran sebagai dasar yang mengatur kehidupan.


Dalam upaya ini, dakwah yang dipelopori oleh kelompok dakwah Islam ideologis sangat penting karena merekalah yang membangun kesadaran umat akan pentingnya penerapan Al-quran dalam kehidupan secara nyata.Wallahua'lam. [ry]

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)