Oleh Umi Lia
Member Akademi Menulis Kreatif
Beritakan.my.id - OPINI - Idulitri adalah momen bahagia bagi kaum muslim. Mereka bergembira karena telah berhasil menjalankan ibadah pada bulan Ramadan yang mulia. Hanya saja kebahagiaan ini tidak bisa dirasakan oleh seluruh umat Islam di dunia, terutama di Palestina. Pagi hari saat orang-orang menggelar salat Id, (30/3), menandai akhir bulan suci Ramadan, militer Israel menewaskan sembilan warga, lima di antaranya anak-anak. Serangan ini terjadi serentak di kamp pengungsi Khan Younis, kamp Jabalia dan kota Gaza. (Tempo.co, 30/3/2025)
Setelah berakhirnya gencatan senjata tahap pertama, serangan terhadap Palestina terjadi tanpa henti dengan kekerasan yang semakin brutal dan tidak mengenal ampun, mengakibatkan korban jiwa berjatuhan dalam jumlah besar. Tercatat sejak Selasa, (18/4), ada 730 warga tewas dan 1.467 lainnya luka-luka. (Qufsnen, 25/3/2025)
Zionis melancarkan serangan darat ke Gaza setelah sebelumnya mengeluarkan ancaman keras kepada penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Memaksa banyak warga sipil untuk mengungsi dan mencari perlindungan. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan yang tidak berdaya. Mereka diserang saat sahur dalam kondisi kelaparan dan tanpa pelindung sama sekali.
Perdana Menteri Zionis, Benyamin Netanyahu laknatullah alaik, memperingatkan bahwa serangan itu baru permulaan dan akan terus berlanjut hingga mereka mencapai tujuan perangnya yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut. Dengan dukungan presiden AS, Donald Trump, pemimpin Israel ini memutuskan untuk melanjutkan genosida di Gaza. Serangan 18 Maret adalah buktinya. UNICEF menggambarkan keadaan di sana sebagai fakta yang menakutkan, tidak ada tempat yang aman, warga seakan sedang menunggu giliran kematiannya.
Namun, miris sekali di tengah serangan brutal yang terus menimpa muslim Gaza, perhatian masyarakat di negeri ini sepertinya semakin berkurang dan teralihkan akibat tertutup oleh beragam persoalan domestik yang semakin kompleks dan mendesak. Tentu saja Palestina seharusnya menjadi perhatian kita bersama. Mengingat penderitaan yang dialami muslim di sana tak kunjung reda. Di sisi lain ada kewajiban sebagai orang beriman untuk menolong saudara seakidah yang kesusahan.
Rasulullah saw. bersabda: "Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari dari Anas bin Malik, ra.)
Memang apa yang terjadi di Gaza, di sisi Allah merupakan kemuliaan bagi kaum muslim di sana. Karena tanahnya menjadi tempat jihad dan kematiannya adalah syahid yang didambakan setiap orang yang imannya kuat. Itulah yang manjadi rahasia kenapa warga Palestina begitu sabar, tidak mau meninggalkan negerinya walaupun mereka menangis karena merasakan penderitaan sebagai manusia biasa. Namun sejatinya yang mereka alami adalah ujian keimanan. Apakah kita diam saja melihatnya dibantai, sambil pura-pura tuli, buta dan menerima kelemahan? Sementara sikap kita kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt..
Islam dengan tegas memerintahkan agar kaum muslim menolong saudaranya yang tertindas dengan sekuat tenaga. Oleh karena itu sangat penting terus membangun kesadaran umat mengenai solusi hakiki terhadap persoalan Palestina, yakni tegaknya khilafah yang akan menjamin perlindungan nyawa manusia. Inilah kunci utama dalam membebaskan rakyat di sana dari belenggu penjajahan yang telah berlangsung lama. Dengan kesadaran ini umat Islam di seluruh dunia dapat bersatu untuk mendukung perjuangan mereka di Gaza dan sekitarnya. Selain itu bisa mewujudkan solusi yang berkelanjutan bagi masa depan kaum muslim di seluruh dunia. Khilafah akan menjadi junah/pelindung siapa saja yang bernaung di bawahnya.
Khalifah akan menyelesaikan persoalan Palestina sesuai hukum-hukum Allah saja bukan yang lain apalagi menggunakan jasa AS dan PBB yang jelas-jelas mendukung Zionis. Syariat Islam menetapkan bahwa penjajah hanya dapat diselesaikan dengan jihad/berperang. Oleh karena itu khilafah akan mengerahkan pasukan untuk berjihad melawan tentara Israel. Perang ini dijalankan dengan niat yang tulus untuk membela agama, tanah suci dan hak-hak umat Islam. Khilafah akan menjadi garda terdepan dalam mengusir penjajah dari tanah kharajiah dan menghentikan kezaliman yang dialami rakyat Gaza dan sekitarnya. Hingga mereka merasakan hidup yang aman dan sejahtera.
Di sisi lain bagi kaum muslim di Indonesia maupun di negeri-negeri lainnya, tegaknya khilafah akan membawa perubahan signifikan di mana seluruh umat manusia akan diatur dan dipimpin syariat Islam. Sistem ini merupakan aturan terbaik dari Allah Swt. Dengan penerapannya yang menyeluruh dipastikan dapat terwujud kesejahteraan dan keberkahan dalam kehidupan umat baik dalam aspek spiritual, sosial maupun ekonomi. Sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta, memberikan kedamaian dan keadilan bagi individu tanpa terkecuali. Tegaknya kepemimpinan Islam adalah kewajiban setiap muslim. Dalil-dalil al-Quran maupun as-Sunah sudah jelas menunjukkan kewajiban tersebut.
Umat harus berjuang dengan sepenuh hati untuk mewujudkan kewajiban yang menjadi inti dari setiap kewajiban. Khilafah merupakan tajul furud (mahkota kewajiban) karena keberadaannya mampu meraih kehidupan yang sesuai dengan petunjuk Allah Swt. serta mendapatkan berkah dan kemuliaan dunia dan akhirat. Hanya saja untuk mewujudkannya dibutuhkan adanya sebuah kelompok dakwah Islam ideologis yang solid dan terorganisir dengan baik. Kemudian mampu menggerakkan umat agar berjuang dengan penuh kesadaran dan komitmen, serta meneladani jalan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. In syaa Allah kemenangan dan kemuliaan kaum muslim dengan tegaknya Islam kafah hanya tinggal menunggu waktu.
Wallahu a'lam bish shawab.
Editor: Rens
Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.