Oleh : Yafi'ah Nurul Salsabila
Aktivis Dakwah
Beritakan.my.id, Opini--Palestina masih dalam penjajahan Zionis Israel yang menyebabkan puluhan lebih orang meninggal dunia mulai dari anak-anak, dewasa, tua, perempuan hingga jurnalis yang vokal menyuarakan kebenaran menjadi target oleh zionis Israel yang tak punya hati dan kejam.
Tetap dibiarkan tanpa solusi yang tepat, karena negara kaum muslim tunduk dan patuh pada semua perintah negara penjajah tersebut. Bahkan tak ada tindakan secara tegas untuk melawan Israel secara pemikiran, hanya kecaman yang penuh dengan kebohongan dan bermanis muka agar masyarakat merasa bahwa negara berpihak kepada Palestina. Semua ini terjadi akibat diterapkannya sistem buatan manusia yang nihil keadilan, sarat kepentingan, kekuasaan dan tersekat nasionalisme.
Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina, Francesca Albanese, menyambut baik surat dari organisasi jurnalis Prancis minggu ini yang mendukung Palestina di Gaza. Apa yang harus dilakukan jurnalis lain untuk menentang pembantaian terhadap rekan mereka ( Tribunnews.com, 16-4-2025).
Baca juga:
Relokasi Gaza Hanya Memperparah Penjajahan
Menurut penghitungan dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), setidaknya ada 175 jurnalis dan pekerja media telah tewas di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, Lebanon, dan Israel sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023. Media Palestina menyebutkan angkanya mencapai 210. Dalam surat mereka yang diterbitkan oleh Le Monde pada hari Selasa, kelompok jurnalis Prancis mengatakan bahwa jurnalis sengaja menjadi tentara Israel di Gaza.
Innalillahi, sangat miris, sedih dan marah rasanya ketika melihat banyak nyawa saudara kita disana. Belum lagi mereka bukan korban jiwa yang pertama. Namun sudah ratusan dari profesi jurnalis yang dalam sebuah aturan negara dilarang untuk melukai bahkan membunuh para jurnalis dan Zionis Israel sudah pasti melanggar aturan tersebut.
Masihkah kita diam? tidak peduli dan memilih di zona nyaman dalam kehidupan sehari-hari. Semestinya kita bangkit serta lawan kekejaman ini dengan mencampakkan sistem sekular yang batil ini. Sebab sistem buatan manusia bernama Kapitalisme inilah yang menumbuh suburkan rasa egois terhadap persoalan di Palestina.
Maka dari itu, kita butuh persatuan hakiki. Dan betul! para Zionis Israel hanya dapat dihadapi dan takut dengan jihad dan sistem Islam yakni khilafah. Solusi dari semua permasalahan yang menjadi penawar dari rasa sakit yang tak berkesudahan.
Baca juga :
Anak-anak Gaza Menjerit, Dimana Kaum Muslimin?
Agar penjajahan di Palestina segera berakhir. Bahkan seruan ini sudah menggema diseluruh negeri muslim yakni wilayah timur Tengah, seperti di Libanon, Yordania, Mesir dan para syaikhun Islam di negeri-negeri muslim yang menyeru kepada jihad yang bisa mengakhiri kesengsaraan Israel secara mutlak.
Seharusnya, persatuan, perasaan dan peraturan menjadi satu kesatuan di dalam tubuh kaum muslim. Dan ini hanya bisa terwujud dalam institusi Daulah Islam yang menghantarkan kepada sulthanan nashira (kekuasaan yang menolong) umat Islam dan menjadi junnah (perisai).
Fungsi perisai ialah agar mengarahkan para kaum muslimin dan tentara ikut berjihad. Ketika perisai hilang hancur sudah sebuah negera dan pelindung politik yang sahih. Tugas kita untuk terus menyuarakan solusi hakiki syar'i ini bisa ditegakkan kembali
Baca juga:
Palestina Butuh Kepemimpinan Islam Sebagai Pelindung
Mempererat dakwah Islam kafah, terus menjalin ukhuwah Islam, aktif di sosial media menyebarkan opini umum, hingga bukan sekadar menjadi solusi parsial semata. Namun menuju solusi hakiki paripurna jihad dan menginginkan kembali kehidupan Islam dimuka bumi diterapkan yang membawa keadilan, kesejahteraan, kedamaian, ketentraman sesuai dengan fitrah manusia. Wallahualam bissawab. [ry].