Palestina Butuh Persatuan Umat Isl

Muslimah Pembelajar
0





Oleh Shofiy Aridhotul Azizah


Rencana presiden negeri muslim untuk mengevakuasi warga Gaza ke wilayahnya mencuri perhatian masyarakat. Baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini merupakan isu yang kompleks dan sensitif, karena mencakup banyak dimensi. Yaitu dimensi kemanusiaan, politik internasional, dan kebijakan dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah pusat menyampaikan rencana ini masih akan dipertimbangkan lebih lanjut. 


Presiden Indonesia, Prabowo sempat menegaskan bahwa rencana pemimdahan warga Gaza ke negaranya bukan bertujuan untuk relokasi tetapi untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza. Namun, rencana ini tidak disambut baik oleh warga Gaza. Mereka menolak bantuan ini dam tidak ada jaminan yang pasti untuk mereka kembali lagi di tanah air nya. Oleh karena itu, mereka lebih memilih mati syahid di bumi Palestina daripada harus meninggalkan negaranya.


Rencana mengevakuasi warga Gaza ada yang menilai sebagai upaya citra politik dari sebuah solusi terhadap masalah yang ada di Gaza. Padahal, apa yang dibutuhkan oleh warga Gaza bukanlah sekadar evakuasi sementara ke negara lain, melainkan penyelesaian jangka panjang yang dapat memulihkan kehidupan mereka di tanah air mereka sendiri.


Mungkin hal ini sekilas terlihat sangat mempedulikan saudara kita di gaza, akan tetapi jika kita kupas lebih dalam apakah hal ini memang benar semata mata hanya demi membantu membebaskan warga gaza? Atau bahkan sebaliknya? Apakah ini adalah salah satu strategi yang bahkan akan berdampak buruk bagi saudara kita di Gaza?


Kalau kita pikir lebih dalam, apabila setiap negara akan berkomitmen untuk mengevakuasi warga gaza, kemudian kondisi gaza semakin sepi oleh warga, lalu bukankah ini celah bagi mereka untuk mengambil alih dan merenggut tanah palestina ke tangan mereka para Zionis? Tentu saja ini akan memudahkan dan bahkan menyenangkan Zionis untuk menguasai tanah Palestina.


Maka dari itu, yang harus kita garis bawahi bukanlah apa rencana mereka yang sesungguhnya akan tetapi apa solusi yang lebih dibutuhkan. Tentu saja persatuan ummat Islam sangat dibutuhkan untuk menolong dan membebaskan Palestina. 


Persatuan umat Islam bukan hanya penting, tetapi menjadi syarat mutlak bagi kejayaan, kedamaian, dan kemajuan. Dengan persatuan, umat bisa menghadapi berbagai tantangan global yaitu masalah kemiskinan, ketidakadilan, hingga penindasan. Yang juga tentu saja persatuan ini akan hadir dengan tegaknya Khilafah ala min hajinnubuwwah. 


Telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Ali Imron ayat 103,

وَاعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءًۭ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًۭا ۖ وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍۢ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya: "Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga kamu — karena nikmat-Nya — menjadi bersaudara..."


Juga dijelaskan dalam sebuah Hadis Riwayat Muslim bahwa Rasulullah saw. bersabda,

 "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal cinta, kasih sayang, dan simpati mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh merasakan sakit, dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Muslim No. 2586)


Inti dari hadis ini adalah bahwa persatuan dan solidaritas antar sesama umat Islam itu bagaikan satu tubuh. Ketika satu bagian terluka, seluruh tubuh ikut merasakannya. Begitu pula umat Islam. Seharusnya muslim saling peduli, saling menolong, dan tidak membiarkan saudaranya menderita sendirian.


Maka sudah seharusnya setiap individu muslim menjaga ukhuwah, menumbuhkan rasa empati, dan merawat persatuan demi kemuliaan Islam di dunia dan akhirat. Kemudian apa yang bisa kita lakukan saat ini? Berdakwa. Inilah salah satu ikhtiar yang sangat minim yang bisa kita lakukan saat ini.

Wallahu a'lam bishowab. []

 






 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)