Oleh Wida Eliana
Ibu Rumah Tangga
Beritakan.my.id - OPINI - Kampanye “Save Raja Ampat” menyeruak akibat kerusakan lingkungan dari eksploitasi tambang nikel yang mengancam ekosistem laut dan hutan tropis. Greenpeace dan masyarakat adat Papua menolak aktivitas tambang yang disuarakan dalam Indonesia Critical Mineral Conference & Expo 2025. JATAM (Jaringan Advokasi Tambang) mencatat 380 Izin Usaha Pertambangan nikel tersebar di Indonesia, namun justru menimbulkan kerusakan dan kemiskinan. Indonesia bahkan jadi negara dengan kerusakan hutan tropis akibat tambang tertinggi di dunia.
Kerusakan ini berakar dari sistem Kapitalisme yang dikuasai oligarki. Dalam sistem ini, SDA (Sumber Daya Alam) dianggap komoditas, dan negara menjadi fasilitator kepentingan korporasi. Demi pertumbuhan ekonomi, lingkungan dan hak masyarakat adat dikorbankan. Oligarki menjarah SDA dengan dukungan kekuasaan politik, membentuk regulasi, dan menghindari sanksi hukum. Akibatnya, muncul deforestasi, pencemaran, krisis iklim, konflik agraria, hingga kriminalisasi aktivis lingkungan.
Islam melarang kerusakan lingkungan sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam QS al-A’raf: 56:
"Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sedudah bumi itu Allah perbaiki. Berdoalah kalian kepada Dia dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sungguh rahmat Allah amat dekat dengan kaum yang berbuat baik."
Berbagai bentuk bencana sebenarnya merupakan"hukuman" atas perbuatan/kemaksiatan manusia di muka bumi. Tujuannya agar mereka bertaubat dan mau menerapkan syariatNya. Karena jika alam sudah rusak faktanya tidak ada satu pun pihak yang mau bertanggung jawab.
Sistem Islam menetapkan SDA strategis sebagai milik umum yang dikelola negara, bukan swasta atau asing, sebagaimana sabda Nabi ﷺ tentang kepemilikan air, padang rumput, dan api. Negara (Khilafah) bertanggung jawab penuh mengelola SDA demi kemaslahatan rakyat tanpa merusak ekologi.
Eksploitasi nikel di Raja Ampat mencerminkan kegagalan sistem Kapitalisme. Selama sistem kufur ini berkuasa, kerusakan akan terus terjadi. Hanya penerapan Islam secara kaffah yang mampu menyelamatkan alam dan mendatangkan keberkahan sebagaimana dijanjikan Allah dalam QS. al-A’raf: 96
Wallahu a'lam bish shawab.
Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.