Palestina dan Fajar Kebangkitan Umat di Depan Mata

Lulu nugroho
0


Ilustrasi Pinterest

Oleh Mai Hanum Asmu’i



Beritakan.my.id, Opini_ Jumlah korban tewas di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, meningkat menjadi 56.412 orang, dengan 133.054 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023. Hal ini disampaikan oleh otoritas kesehatan Gaza. Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel merenggut 81 nyawa warga Palestina dan menyebabkan 422 orang lainnya terluka (cnbcindonesia.com, 29/6/2025).

Jumlah ini tidak masuk akal sebagai angka kematian akibat kejahatan kemanusiaan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Kekejian yang melebihi ambang batas kemanusiaan terjadi di depan mata dunia. Semua sepakat bahwa ini bukan hal yang patut didiamkan. Genosida ini harus dihentikan dengan berbagai cara. Nihilnya keadilan bagi warga Gaza mampu menggerakkan nurani warga dunia. Namun sayangnya, para pemimpin negara-negara Muslim telah terbungkam oleh kesepakatan demi sepotong kue kekuasaan yang menjadi latar belakang berdirinya negara-bangsa.

Menyingkap Agenda Tersembunyi Penjajah

Negeri Syam, atau terkhusus wilayah Palestina, telah sejak lama menjadi incaran penjajah dengan dalih kesucian keagamaan sebagai tanah yang dijanjikan. Muslihat politik dijalankan sejak awal dengan merongrong kekuasaan kaum Muslim di bawah kekuasaan Turki Utsmani hingga akhirnya runtuh pada tahun 1924. Akibatnya, wilayah Muslim terbagi di bawah kekuasaan Inggris dan Prancis. Namun terhadap Palestina, para penjajah sejak awal telah memiliki tujuan licik, yakni membentuk negara Israel Raya yakni wilayah khusus Yahudi yang terusir akibat peristiwa Holocaust serta menjadi rumah bagi Yahudi di seluruh dunia.

Agenda kotor tersembunyi ini menjadi awal penderitaan warga Gaza hingga mengundang simpati dunia, sebuah simpati yang mengguratkan fajar kebangkitan umat di tengah abainya penguasa Muslim yang tertipu oleh janji manis solusi dua negara.


Solusi Dua Negara, Pengkhianatan terhadap Gaza

Two-state solution merupakan solusi yang ditawarkan Barat. Menerimanya adalah bentuk pengkhianatan terhadap warga Gaza yang memahami betul bahwa wilayah Palestina bukan sekadar rumah, melainkan simbol kehormatan dan hak kaum Muslim di bawah Perjanjian Umariyah oleh Khalifah Umar bin Khattab serta darah para syuhada ketika mempertahankan tanah yang diberkahi bagi kaum Muslim.

Solusi dua negara adalah narasi basi dan akal bulus penjajah rakus untuk menguasai seluruh wilayah Palestina. Mereka adalah kaum yang terkenal ingkar janji dan tidak akan berhenti hingga menghabisi warga Gaza demi mewujudkan ambisinya. Terlebih bagi umat Islam, mengemis solusi dari pihak-pihak yang nyata-nyata menjadi musuh Islam adalah sebuah keharaman.


Kebangkitan Islam adalah Janji Allah

Peradaban asing sejak lama telah menjadikan Islam sebagai musuh bersama, merusak sendi-sendi umat hingga mencabut perisai bagi para penganutnya. Penderitaan dan banyaknya nyawa yang melayang di bumi Syam selayaknya menjadi cambuk yang membangkitkan kaum Muslim dari tidur panjang, untuk bangkit dari kehidupan sekulerisme dan ikatan nasionalisme yang membius ukhuwah Islamiyah serta mencabik-cabik peradaban Islam.

Apakah kita telah lupa bahwa peradaban Islam dibangun di atas pondasi agama Allah melalui Rasulullah SAW sebagai uswah hasanah dan para sahabat yang rela mengorbankan harta dan jiwanya demi tersebarnya Islam di muka bumi? Islam dan aturannya berfungsi sebagai penjaga bagi siapa pun yang bernaung di bawahnya. Runtuhnya Khilafah bagi kaum Muslim seharusnya bukanlah akhir dari perjuangan Islam.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW 

"Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian."
(HR. Ahmad, Abu Dawud at-Thayalisi, dan Al-Bazzar)


Sepenggal hadits ini adalah kabar gembira dari Rasulullah bahwa akan ada sistem yang melindungi umat Muslim.

Sebuah sistem warisan Rasulullah yang akan tegak kembali di tengah umat yang telah memiliki kesadaran penuh untuk menerapkan Islam secara menyeluruh. Menapak kembali jalan yang telah dilalui Rasulullah dalam mendirikan Daulah Madinah, sebuah daulah yang menjadikan Islam beserta aturannya sebagai asas kepemimpinan dalam mengurusi umat. Tak ada jalan lain yang lebih sempurna sebagai solusi untuk mengembalikan wibawa kaum Muslim dan membebaskan penjajahan atas Palestina, selain mewujudkan institusi Islam dengan langkah terstruktur dan ikatan yang kokoh.

Awal Kebangkitan: Jamaah Ideologis

Kebangkitan ini diawali dengan munculnya sebuah jamaah yang menyeru kepada penerapan aturan Islam secara kaffah. Jamaah yang hadir untuk menyatukan berbagai pandangan dan pemahaman, melebur dan mengerucut hanya pada pemikiran Islam semata. Kelompok dakwah yang memiliki langkah terstruktur dan tujuan yang jelas, serta memahami cara merealisasikannya secara tepat.

Inilah jamaah ideologis yang dibutuhkan umat, dengan akidah Islam sebagai landasan ikatan. Menyerukan yang ma’ruf di saat yang lain hanya diam menyaksikan kemungkaran. Beranggotakan orang-orang yang tak pernah lelah membela kaum Muslim yang terjajah. Secara kolektif membina umat, menanamkan tsaqafah Islam, serta membersihkannya dari pemahaman keliru yang ditanamkan oleh penganut ideologi kapitalisme dalam benak kaum Muslim.

Renungan

Secara sunatullah, Islam akan dimenangkan atas musuh-musuhnya. Peran manusia dalam mengupayakan terwujudnya kemenangan ini merupakan bentuk ketakwaan seorang hamba yang membutuhkan hujjah sebagai pembela kebenaran. Memastikan diri berada pada posisi yang tepat dalam poros dakwah dan menjadikannya sebagai aktivitas utama. Meyakini bahwa hanya Allah satu-satunya yang mampu mengubah kondisi suatu kaum, yang terus berusaha hingga Allah ridha dan mengabulkan.

Derita Gaza adalah derita seluruh kaum Muslim, maka kebebasannya adalah kemenangan bagi umat Islam seluruhnya. Jumlah korban jiwa yang mencapai 56.600 adalah angka yang tak sepatutnya tertera di era yang mengklaim bahwa kemerdekaan adalah hak setiap manusia yang nyatanya hanyalah harapan semu di balik hegemoni dan agenda global untuk melenyapkan Islam dan pemeluknya secara perlahan.

Telah tiba masanya umat sadar untuk berhenti berharap pada kekuatan asing sebagai pelindung, dan mulai menyusun barisan bersama jamaah shahih yang menyeru kepada persatuan dan kebangkitan umat seluruhnya. Membentuk pemimpin tangguh yang hanya tunduk dan berpegang teguh kepada tali Allah dan sunnah Nabi sebagai penjaga terhadap akal, harta, dan jiwa kaum Muslim seluruhnya.

Allahu a‘lam bish-shawwab.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)