![]() |
Ilustrasi : Bulan Muharram. Sumber : iStock. |
Oleh : Yulia Fahira
Merujuk pada kalender Hijriah Indonesia tahun 2025, tanggal 1 Muharram 1447 H jatuh bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025. Tanggal ini sekaligus menjadi titik awal pergantian tahun dari 1446 ke 1447 Hijriah, dan diperingati oleh umat Islam sebagai Tahun Baru Islam.
Namun, tahun baru Islam kini
hadir ditengah banyaknya persoalan yang menimpa umat Islam, menjadikan nasib umat
Islam kian suram. Peringatan 1 Muharram hanya disambut sebatas seremonial
semata tanpa adanya refleksi dan instrospeksi bagi diri sendiri maupun kondisi
umat Islam hari ini. Harusnya momentum Tahun Baru Ini dijadikan sebagai titik
awal kembalinya umat Islam meraih persatuan dan kegemilangan.
Umat Islam telah
menyandang gelar sebagai umat terbaik (khayru ummah) sepanjang massa. Akan tetapi gelar tersebut tak nyata terwujud di dalam kehidupan saat ini, umat Islam hari
ini justru menjadi umat yang lemah dan terpecah belah, berbagai peristiwa
terus terjadi menghantam umat Islam. Mulai dari kemiskinan dan kelaparan. Seperti di Indonesia yang merupakan negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dimana Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah mulai dari minyak, emas, nikel, flora,
fauna dan lain sebagainya. Tapi ironinya
justru Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi sebagai negara dengan
jumlah penduduk miskin terbanyak, mencapai 60,3% dari total populasi
berdasarkan data dari World Bank 2025.
Kekayaan alam Indonesia
hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil atau sekelompok orang yang memiliki
modal dan kekuasaan, yang pada akhirnya mengakibatkan tingginya angka kemiskinan di
Indonesia. Tingginya angka kemiskinan juga berdampak luas pada kejahatan lainnya, seperti
kriminalitas, eksploitasi pada wanita dan anak-anak , kekerasan seksual hingga
krisis moral dan identitas generasi.
Di luar negeri, persoalan yang tak kalah pelik juga menimpa umat Islam, mulai dari genosida yang dilakukan zionis terhadap Palestina yang masih terus berlanjut hingga kini, serta diskriminasi dan genosida terhadap muslim Myanmar, Muslim India, Xinjiang, dan Yaman. Derita yang mereka alami terus terjadi tanpa adanya pembelaan dari negeri-negeri kaum muslimin di sekitarnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Padahal di setiap negeri kaum muslimin memiliki militer dan persenjataan yang memadai untuk membela saudaranya yang tertindas, tapi tak ada yang mampu mendorong mereka untuk mengangkat senjata membela kaum yang tertindas.
Sikap yang ditunjukkan
pemimpin negeri muslim justru diam dan cenderung menutup mata dengan apa yang
terjadi di hadapannya, bahkan untuk sekedar membuka jalur bantuan pangan pun
mereka tak sanggup. Para pemimpin negeri muslim justru lebih tunduk kepada
penjajah demi menyelamatkan kepentingan pribadi dan kelompoknya diatas
penderitaan saudaranya, mereka sibuk berjabat tangan ditengah riuhnya tangisan
dan kepedihan umat. Ini merupakan pengkhianatan yang nyata kepada umat Islam.
Keterpurukan yang dialami umat saat ini diakibatkan karena jauhnya umat dari aturan Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman :
"Siapa saja yang berpaling
dari peringatan ku (Al-Qur'an) sungguh baginya penghidupan yang sempit, dan
kami akan menghimpunkan dirinya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. At
thaha :124)
Wajar jika saat ini umat
Islam mengalami kemerosotan dan kehilangan gelar khayru ummah sebab umat Islam
sudah tidak lagi memakai aturan Islam di dalam setiap sendi kehidupan, umat
saat ini justru mengadopsi pemikiran Barat seperti sekulerisme yang memisahkan aturan
agama dari kehidupan manusia dan hidup dalam naungan ideologi kapitalisme yang
menjadikan materi sebagai tujuan hidup.
Maka tak ada cara lain untuk mengembalikan gelar umat Islam sebagai umat terbaik selain kembali kepada aturan Allah SWT dan menerapkannya di dalam kehidupan secara menyeluruh. Rasulullah Saw telah mencontohkan kehidupan Islam secara kaffah membutuhkan sebuah institusi negara, sehingga Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Madinah merupakan Darul Islam pertama yang di dirikan dan dipimpin langsung oleh Rasulullah untuk menerapkan Islam secara kaffah dan berperan sebagai pelindung (junnah) bagi umat dan alat untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia.
Oleh sebab itu, peringatan 1 Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Hijriah merupakan momentum hijrahnya umat Islam yang dipimpin oleh Rasulullah Saw dari era kegelapan (Darul Kuffar) menuju kegemilangan (Darul Islam).
Allahu'alam bishowab.
_Editor : Vindy Maramis_