Konflik
antara India dan Pakistan tak kunjung usai sejak pemisahan kedua negara ini
pada tahun 1947. Wilayah Kashmir menjadi simbol penderitaan yang diwariskan
beberapa generasi. Di sana, suara adzan bersaing dengan deru peluru. Ketegangan
diplomatik menjadi simbol kegagalan para penguasa dalam menghimpun dunia secara
adil dan sejahtera. Dunia menyorot. Rakyat berteriak. Namun masih belum
adasolusi yang benar-benar menyentuh akar.
India
berdiri atas asas nasionalisme Hindu, Pakistan atas nama negara Muslim. Tapi
keduanya tetap terperangkap dalam lingkar nasionalisme yang telah memecah belah
umat menjadi “kami” dan “mereka”. Sekularisme juga telah menjadikan agama
terpinggirkan dari urusan politik. Selanjutnya, umatlah yang menjadi korban
dari rusaknya sistem ini. Dunia hanya mampu mengecam dan menyuarakan harapan
dan tindakan semu, tanpa mampu menyelesaikan konflik secara permanen.
Islam
tidak mengenal batas nasional buatan penjajah barat. Dalam Islam, kaum Muslim
adalah satu tubuh, satu umat. Solusi bagi konflik seperti India dan Pakistan
bukanlah sekadar gencatan senjata atau perundingan diplomatik, tapi penegakan
kembali institusi pemersatu umat. Sistem yang mampu melindungi darah kaum
Muslim, menghapus penjajahan atas Kashmir, dan mengatur hubungan internasional
berdasarkan syariat Islam—bukan kepentingan politik. Islam yang terbukti
menyatukan wilayah luas tanpa menumpahkan darah.
Selama
dunia masih bersandar pada solusi sekuler, luka Kashmir -bahkan seluruh dunia
termasuk Palestina- tak akan pernah sembuh. Selama umat masih mengandalkan
sistem sistem bobrok tersebut, kebangkitan sejati tak akan pernah terwujud.
Saatnya kaum muslim menyadari solusi tuntas dari berbagai problematik dunia.
Saatnya seluruh muslim sadar, bahwa Islam bukan sekedar agama, namun juga
sistem yang mampu menyelesaikan konflik problematik dunia.
Ingatlah, Rasulullah saw, pernah bersabda,
"Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam." (HR. Muslim)
Wallahua'lam bishowab. []
