Zionis Yahudi semakin Biadab, Umat Butuh Khilafah Tegak

Lulu nugroho
0


Ilustrasi Anadolu Ajansi
Oleh : Haura 
(Pegiat Literasi)



Beritakan.my.id, Opini_ Hampir dua tahun, sejak Oktober 2023 tingkat kematian dan kehancuran di Palestina khususnya Gaza terus meningkat akibat serangan Israel yang brutal dan sistematis. Serangan udara terus dilakukan termasuk kepada warga yang tengah mengantre makanan di tengah krisis kelaparan dan kemanusian.
Serangan Israel merenggut puluhan nyawa setiap harinya. Hingga kini, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 56.000 lebih jiwa termasuk Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang juga berprofesi sebagai dokter, Marwan Al-Sultan beserta istri dan beberapa anaknya, tewas dalam serangan udara Israel, Rabu (02/07). 
Persoalan Gaza, sempat teralihkan setelah Israel melakukan serangan udara secara mendadak terhadap Iran. Pasca 12 hari berperang Israel-Iran bersepakat untuk gencatan senjata, perhatian dunia pun kembali tertuju kepada Gaza, termasuk demo di Tel Aviv Israel, masa mendesak serangan ke Gaza disetop.

Bisunya Penguasa Muslim

Dunia mengecam Gaza, berbagai respon dan aksi rakyat di berbagai negara dari Timur Tengah, Erofa hingga Afrika menunjukkan pembelaannya terhadap rakyat Gaza agar Israel menghentikan genosida. 
Namun faktanya sampai hari ini rakyat Gaza makin menderita, penguasa dunia menutup mata, bahkan para penguasa negeri Muslim tetap diam, masih terus bergandengan tangan, menjalin Kerjasama formal maupun informal dengan penjajah Zionis dan sekutunya. Tak ada taring dan kekuatan untuk melawan.  
Kuatnya cinta pada kedudukan dan kekuasaan serta Ketidak pahaman akan akar persoalan Palestina, menjadikan para penguasa negeri Muslim terhalang untuk membela rakyat Gaza, mereka amnesia akan ikatan persaudaraan atas dasar iman. Padahal dulu seluruh Kaum Muslim pernah menjadi umat yang satu di bawah kepemimpinan global atau khilafah yang pernah disegani dunia internasional.  

Palestina, Tanah Umat Islam

Persoalan Palestina bukan hanya tentang kemanusian ataupun pembagian atas batas-batas wilayah antara Yahudi dan Palestina. Berbicara Palestina tidak dapat dipisahkan dari landscape Kaum Muslim. 
Paska Kongres Zionis Pertama, yang menyepakati pendirian negara Yahudi di Palestina. Theodor Herzl, Bapak Zionis Internasional, pernah meminta Palestina menjadi tempat Kaum Yahudi kepada Khilafah Utsmaniyah yang kala itu dipimpin Khalifah Sultan Abdul Hamid II dengan membawa sogokan uang dan emas untuk sultan.
Namun permintaan itu ditolak sultan dengan tegas, Sultan Abdul Hamid menyatakan bahwa tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina) karena tanah tersebut bukan miliknya. Tanah itu adalah hak umat Islam.  Umat Islam telah berjihad demi tanah tersebut.
Kaum Yahudi tidak diam, upaya meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah ‘pemilik Plestina’ pun dilakukan dengan menyeret khilafah Utsmaniyah ke dalam Perang Dunia I.
Dalam Perang Dunia I, Khilafah Utsmaniyah kalah, Inggris dan Prancis menang. Tahun 1916, sebagai pemenang, keduanya bersepakat dalam Perjanjian Sykes-Picot untuk membagi wilayah bekas Utsmaniyah di Timur Tengah. Palestina ditetapkan untuk dikuasai Inggris. Setahun setelah perjanjian, Pada 1917, Inggris menerbitkan Deklarasi Balfour yang menjanjikan pendirian negara Israel di Palestina.  Sejak itu  terjadi migrasi kaum Yahudi dari banyak wilayah. 

Upaya Penyadaran Umat

Lepasnya Palestina ke tangan Zionis disebabkan ketiadaan kepemimpinan yang melindungi kaum muslim. Hal yang paling penting dalam upaya mengembalikan Palestina kepada Kaum Muslim adalah kembalinya khilafah yang merupakan junnah bagi kaum muslim. 
Oleh karenanya, perlu upaya penyadaran secara masif kepada umat tentang persoalan mendasar Palestina. Upaya ini harus dilakukan oleh kaum muslim yang sudah sadar terlebih para pengemban dakwah. 
Pengemban dakwah harus terus berupaya mengaruskan opini atas dasar kesadaran umat tentang persoalan yang terjadi di Palestina sehingga umat terus bergerak dan menuntut penguasa mereka agar kembali kepada tuntunan islam dalam menyelesaikan Palestina, yaitu bebasnya Palestina.
Solusi mendasar dalam membebaskan Palestina dan menghentikan kebiadaban Zionis Israel hanya dapat dilakukan dengan jalan Jihad dan tegaknya khilafah. Sebagai sarana untuk melangsungkan kehidupan Islam, Khilafah memiliki tuntunan yang strategis dan sistematis berpijak pada pedoman hukum syara dalam menjaga Kaum Muslim dan tanahnya.
Untuk itu, Pengemban dakwah harus mampu membentuk opini umum tentang solusi mendasar menyelesaikan Palestina dan terus memimpin umat menuju jalan perubahan sebagaimana jalan yang ditempuh Rasulullah SAW. yakni Kembali pada penegakan hukum syara dan meneruskan Kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah. 

Allahu’Alam bi Showab.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)