Islam Menjawab Akar Masalah Ekonomi Indonesia

Admin Beritanusaindo
0

 

Ilustrasi: google 


Oleh: Wida Eliana, Ibu Rumah Tangga


Beritakan.my.id - OPINI- Menteri Keuangan Purbaya menarik dana Rp200 triliun dari BI untuk disalurkan melalui perbankan demi memacu pertumbuhan ekonomi hingga target 8 persen. Namun, kebijakan ini dipandang para ekonom tidak menyentuh akar masalah sehingga diragukan efektivitasnya.


Kondisi ekonomi Indonesia rapuh akibat penerapan sistem Kapitalisme. Daya beli masyarakat melemah, rupiah tertekan, PHK massal terjadi, dan jutaan orang turun kelas menjadi rentan miskin. Utang ribawi dan pajak berat semakin membebani rakyat, sementara sumber daya alam justru dikuasai asing.


Pertumbuhan ekonomi yang sering dijadikan indikator kesejahteraan sejatinya bersifat semu. Angka makro bisa naik meski mayoritas rakyat terpuruk. Indikator tambahan seperti tingkat kemiskinan, kesenjangan, dan akses layanan dasar mestinya menjadi ukuran keberhasilan pembangunan.


Sayangnya, pemerintah tetap fokus pada fiskal neoliberal dan menghamburkan Rp200 triliun untuk kebijakan yang rawan menguntungkan oligarki. Uang negara berisiko hilang sia-sia di sektor spekulatif atau proyek elit.


Sebaliknya, pemikiran Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menawarkan solusi Islam yang menekankan distribusi kekayaan, bukan hanya jumlahnya. Islam membagi kepemilikan menjadi individu, umum, dan negara. Sumber daya alam termasuk milik umum yang wajib dikelola negara untuk kepentingan rakyat.


Islam menekankan pemenuhan kebutuhan dasar setiap warga, bukan sekadar pertumbuhan angka. Distribusi kekayaan harus adil agar tidak beredar di kalangan kaya saja. Zakat, infak, wakaf, dan larangan penimbunan harta menjadi instrumen pemerataan. Allah Swt. berfirman:

_"Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kalian."_ (TQS al-Hasyr [59]: 7)


Negara wajib menjamin kebutuhan dasar rakyat serta membuka lapangan kerja melalui pengelolaan lahan, subsidi, dan dukungan industri. Ekonomi Islam juga menolak riba dan mendorong sistem bagi hasil yang adil.


Dengan keimanan dan ketakwaan, penerapan ekonomi Islam membawa keberkahan hidup. Sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur’an, keberkahan akan turun kepada masyarakat yang beriman dan bertakwa. Karena itu, penerapan syariah Islam secara kaffah melalui institusi Khilafah menjadi solusi hakiki bagi krisis ekonomi.

Wallau a'lam bish shawab.


Editor: Rens

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)