Two State Solution Sebuah Ilusi

Goresan Pena Dakwah
0

Ilustrasi Palestina Merdeka (pinterest)

Oleh Yulia 

Pegiat Pena Banua


Beritakan.my.id, Opini--Genap dua tahun Palestina berada dalam genosida. Berbagai kejahatan perang telah tercatat di media sosial. Bahkan berbagai bukti telah dibawa kedalam sidang PBB agar genosida ini bisa dihentikan namun hasilnya tidak sesuai harapan. Pasalnya Zionis Israel memiliki dukungan dari Amerika sehingga berkali-kali hak veto digunakan untuk melindungi Israel serta menyuburkan penjajahan di Gaza. 


Solusi dua negara kembali digaungkan untuk meredam aktivis kemanusiaan yang beraksi melalui gerakan global sumud flotilla. Warga dunia geram melihat genosida yang tidak berhenti. Namun kekuatan warga sipil dunia tidak sebanding kekuatan militer zionis Israel. Para aktivis nekat berlayar dengan misi kemanusiaan tanpa perlindungan militer manapun. Dan akhirnya disergap oleh militer Israel. 


Hampir semua negara menyetujui solusi yang diberikan oleh PBB termasuk Indonesia. Sebagaimana Presiden RI Prabowo Subianto sudah tiga kali secara eksplisit membahas solusi dua negara (two-state solution) terkait konflik Israel vs Palestina (Tribunnews.com,05-10-2025).


 Padahal dalam praktiknya solusi ini hanyalah sebuah tipuan yang akan semakin menyuburkan penjajahan Israel di atas tanah Palestina. Salah satu kritik termuat dalam artikel The two-state delusion karya Marcelo Svirsky (dosen senior di School for Humanities and Social Inquiry, University of Wollongong, Australia) yang diterbitkan di laman Middle East Eye pada 24 September 2018. 


Ia berpendapat bahwa model Two-State Solution malah mengesampingkan bagaimana tidak seimbangnya konflik Israel vs Palestina, sekaligus dikhawatirkan malah dapat melanggengkan penderitaan Palestina.

Baca juga: 

Saatnya Gen Z Sadar Politik


Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Prancis, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Andorra mendeklarasikan pengakuan mereka terhadap Negara Palestina tepatnya pada hari Senin, 22 September 2025. Sehari sebelumnya, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal juga telah mengakui Palestina. Hingga akhirnya keputusan ini menambah jumlah negara yang saat ini mengakui negara Palestina menjadi 156. (Kompas.com, 04-10-2025).


Berdasarkan keputusan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas negara didunia mengakui Palestina Negara yang berdaulat. Namun dunia juga tidak alat menutup mata bahwa meskipun begitu Palestina tidak sepenuhnya bisa bernapas lega karena ini bukan sebagai solusi hakiki melainkan sebuah ilusi untuk mengaburkan kejahatan sesungguhnya. Zionis Israel sudah berkomitmen ingin menguasai Palestina secara menyeluruh. Hingga hari ini sekitar 80% wilayah Palestina telah dikuasai oleh zionis. Hanya 20 persen yang tersisa yaitu wilayah Gaza dan Tepi barat. 


Selain itu sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023, Israel menahan dana yang dikumpulkan oleh koalisi dunia untuk membangun kembali Gaza. Akibatnya layanan dasar, seperti kesehatan dan pendidikan, serta meningkatkan angka kemiskinan. Sementara itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menghentikan semua pembayaran kepada Otoritas Palestina sejak empat bulan lalu. Ia menyebut kebijakan tersebut sebagai bentuk “pencekikan ekonomi” untuk mencegah terbentuknya negara Palestina.


Beradasarkan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa zionis Israel tidak akan mau menyetujui solusi dunia negara meskipun seluruh dunia telah menyetujuinya. Maka mereka akan kembali melakukan penjajahan hingga bisa menguasai seluruh wilayah Palestina.


Dengan demikian kita dapat mengetahui solusi dua negara tidak akan berhasil sama seperti sebelumnya pernah dilakukan. Seharusnya kaum muslimin menyadari akan pentingnya persatuan yang akan melahirkan kekuatan kaum muslimin dalam bentuk sebuah negara yaitu Khilafah Islamiyah. 


Hal ini yang pernah terjadi di zaman kekhalifahan Umar Bin khatab. Tanah Palestina berada dalam cengkaman Romawi bizantium tidak pernah dalam keadaan damai dan sejahtera kecuali setelah Umar Bin khatab datang untuk membebaskan Baitul Maqdis. Bahkan ketika Kekhalifahan Bani Umayah Tanah Palestina diduduki oleh mayoritas kaum Nasrani dan Yahudi. Hal ini adalah bukti bahwa hanya Islam yang bisa mewujudkan kedamaian serta tidak menindas siapapun. 

Baca juga: 

Kohabitasi dan Potret Liberasasi Kehidupan


Kaum Muslimin juga wajib menjadi penolong bagi saudaranya di Gaza. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah Taala berfirman, yang artinya,“Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.”(TQS At-Taubah 9: 71). Selain itu Allah Taala juga berfirman yang artinya, “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama (Islam), wajib atas kamu memberikan pertolongan.” (TQS Al-Anfal 8: 72).


Rasulullah saw. bersabda di dalam hadis, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan saling mengasihi bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR Bukhari dan Muslim).


Maka dengan begitu kaum muslimin seharusnya merenungi apa yang dapat dilakukan untuk bisa menolong Palestina yaitu Dakwah Islam Kaffah. Dakwah yang dapat menyadarkan pemikiran kaum muslimin akan pentingnya persatuan umat untuk menerapkan syariat islam secara kaffah dalam naungan Khilafah sebagai perisai Umat Islam. Dengan itu pula kaum muslimin dapat menyelamatkan palestina dari cengkeraman penjajah zionis Israel. Wallahu a'lam bishshawwab. [ry].

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)