Bencana Alam akibat Keserakahan Manusia

Lulu nugroho
0

Ilustrasi Pinterest
Oleh : Risa Fitriyanti. S


Beritakan.my.id, Opini_ Indonesia kembali berduka.  Kali ini banjir bandang dan tanah longsor menghantam pulau sumatera mulai dari sumatera barat, aceh dan sumatera utara sejak akhir november lalu. Banjir kali ini begitu banyak menelan korban jiwa. Namun hingga kini pemerintah belum menetapkan bencana di tiga provinsi tersebut sebagai bencana nasional,  meski sudah banyak desakan dari berbagai pihak. 

Informasi dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) melaporkan sebanyak 776 korban meninggal dunia dan 564 orang masih hilang akibat bencana tersebut hingga kamis (4/12). (cnnindonesia.com, 4/12/2025)

Secara rinci, di Sumatera Utara dilaporkan ada 299 korban meninggal dunia dan 159 korban hilang. Kemudian di aceh dilaporkan ada 277 korban meninggal dunia dan korban hilang 193 orang. Sementara itu di wilayah sumatera barat tercatat 200 orang korban meninggal dan 212 orang dinyatakan hilang.

Proses evakuasi dan pencarian korban terus diupayakan oleh tim sar gabungan wilayah-wilayah terdampak banjir.  Serta upaya membuka akses jalan ke wilayah terdampak juga terus dikerjakan. Termasuk pengiriman bantuan kepada para pengungsi atau warga terdampak.

Begitu besar dampak dari bencana alam ini warga tidak hanya kehilangan rumah namun juga anggota keluarga yang masih belum dipastikan kondisinya masih hidup atau tertimbun tanah longsor. Namun meskipun demikian banyak pihak yang menilai pemerintah lamban dalam menangani bencana alam ini bahkan pernyataan beberapa pejabat terkesan meremehkan.  Seperti pernyataan kepala BNPB  pada awal bencana pertama kali diketahui masyarakat menyebut bahwa bencana di Sumatera ini hanya mencekam di media sosial. Sementara di lapangan tidak seperti (pojoksatu.id)

Buntut dari pernyataan ini memicu kemarahan masyarakat dan meminta agar kepala BNPB di copot dan diganti. Karena kejadian ini Suharyanto meminta maaf kepada publik. Akan tetapi sikapnya ini tidak menunjukkan rasa kepedulian yang besar kepada masyarakat yang terdampak bencana.

Begitu pula pernyataan Menpora Erik Thohir yang seakan meremehkan. Menpora Erick Thohir menyebut bahwa pemerintah akan mendistribusikan bantuan berupa alat olahraga.
Namun Erick Thohir memberikan klarifikasi bahwa pemerintah tetap menjadikan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan layanan kesehatan sebagai fokus penanganan awal.

Sampai saat ini beberapa pejabat negara masih menganggap tingginya curah hujan dan buruknya cuaca sebagai penyebab terjadinya banjir di pula sumatera. Tentu beredarnya video dari masyarakat di media sosial yang memperlihatkan derasnya air dan lumpur yang pekat serta banyak nya gelondongan kayu yang hanyut terbawa arus dan menghantam rumah masyarakat dan beberapa video -video yang memperlihatkan kondisi hutan gundul ratusan hektar akibat pembukaan lahan yang baru justru menjawab fakta yang sebenarnya dan membantah klaim mereka. 

Tentu ketika melihat fakta yang sebenarnya bencana alam yang terjadi ini bukan semata-mata hanya karena tingginya curah hujan. Sebab hujan adalah Rahmat bagi makhluk hidup dimuka bumi. Allah menurunkan hujan dimuka bumi sebagai bagian dari Rahmat dan nikmat untuk seluruh makhluk hidup. Bagaimana mungkin Rahmat ini justru berbalik menjadi bencana? Hal ini terjawab dalam firman Allah surat Ar- rum ayat 41.
"Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka akibat perbuatan mereka dan agar mereka kembali ke jalan yang benar "

Telah menjadi bukti bahwa sistem kapitalisme pada hari ini yang diterapkan atas kehidupan masyarakat memberikan kerusakan yang sangat parah. Bencana Alam akibat perusakan hutan yang dilakukan oleh para pengusaha dan pemilik modal tentunya terjadi bukan karena kebetulan semata. Mereka bergerak atas izin dari penguasa karena sistem kapitalisme hadir untuk memenuhi kepentingan mereka sementara mengabaikan kepentingan dan kebutuhan rakyat. 

Sistem ini tentu tidak layak dipertahankan dan diterapkan atas kehidupan masyarakat. Sebab dari dasarnya kapitalisme hanya sistem yang cacat sejak lahirnya karena memisahkan agama dari kehidupan. Aturan dikembalikan kepada manusia yang harus akan kekuasaan. Negara hadir sebagai pihak yang menjamin kebebasan bagi para oligarki termasuk masalah kepemilikan umum dalam hal ini termasuk didalamnya hutan yang Meniscayakan munculnya sikap egois dan keserakahan tanpa batasan.

Kondisi ini tentu berbeda jika negara menerapkan sistem Islam. Sebab aturan Islam lahir dari Allah sang pencipta manusia. Dan keyakinan bahwa manusia diciptakan sebagai Khalifah dimuka bumi yang bertugas menjaga dan memelihara bumi serta memakmurkan nya sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Untuk itulah Allah memberikan syariat sebagai aturan dan pedoman dalam menjalani kehidupan . Sehingga melahirkan kebaikan, keberhasilan, keselarasan serta kebahagiaan bagi seluruh makhluk hidup.

Dalam negara Islam penguasa berfungsi sebagai orang yang menegakkan hukum syariat dalam mengatur dan mengurusi urusan masyarakat. Syariat Islam menetapkan aturan berbasis pada keimanan terkait pengelolaan sumber daya alam SDA. Karena hal itu termasuk kedalam kepemilikan umum dimana semua masyarakat bisa menikmati nya.

Kepemilikan dalam Islam diatur sedemikian rupa. Mulai dari kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Dalam Islam sumber daya alam seperti: hutan, air dan tambang termasuk kedalam kepemilikan umum yang wajib dikelola oleh negara untuk kepentingan umum. Dalam hal ini Rasulullah bersabda :
"Kaum muslimin berserikat dalam 3 perkara yaitu Padang rumput, air dan api. (HR. Abu daud dan Ahmad)".

Islam mewajibkan kepada penguasa sebagai pengelola dan pengatur dalam hal kepemilikan umum ini. Tidak boleh diserahkan kepada pihak asing, musuh Islam atau individu tertentu. Hasil dari pengelolaan dari kepemilikan umum ini digunakan untuk kepentingan masyarakat. Dengan mekanisme semua hasilnya dimasukkan ke pos Baitulmal sebagai kas negara. Pos ini disalurkan dalam bentuk subsidi kepada masyarakat atau membangun fasilitas umum serta membersihkan pelayanan terbaik terhadap masyarakat sebaik-baiknya.
 
Oleh sebab itu tidak ada solusi lain bagi negeri ini kecuali menerapkan syariat Islam dalam seluruh lini kehidupan agar bencana-bencana yang tidak menyusul menimpa negeri ini akibat keegoisan dan keserakahan manusia. Wallahu alam bis shawab.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)