Gencatan Senjata Palsu, Palestina Masih Dirundung Pilu

Admin Beritanusaindo
0

 


Penulis: Ummu Aidzul|Tenaga Pendidik


Beritakan.my.id - OPINI - Kondisi rakyat Palestina pasca kabar gencatan senjata ternyata tidak menjadi lebih baik. Itulah kabar yang diperoleh dari Kamp Pengungsian Jabalia, Gaza Utara. Kamp ini terletak tidak terlalu jauh dari beton bercat kuning, tempat penarikan pasukan Israel. Setiap hari masih terdengar suara ledakan dan tembakan. Wilayah itu juga termasuk yang mengalami pengawasan yang sangat ketat dari tentara Israel, tidak ada yang bisa selamat jika melintasi garis kuning tersebut. 


Diberitakan pula sebanyak 260 orang tewas dan 630 mengalami luka-luka semenjak 10 Oktober atau semenjak keputusan gencatan senjata diumumkan. Gencatan senjata yang tidak pernah benar-benar terjadi. Ditambah kondisi saat ini hujan mengguyur wilayah Gaza semakin memperburuk keadaan. Sebagian besar warga masih mengungsi di tenda darurat, sehingga jika kondisi banjir warga tentu membutuhkan bantuan peralatan untuk tempat tinggal akibat tenda yang robek. Namun bantuan yang sudah dikirim masih menunggu izin agar bisa memasuki perbatasan. Ini dikarenakan masih diblokir nya bantuan material perlindungan seperti rumah dan mobil (antaranews, 15/11/25) 


Dunia ditipu Gencatan Senjata Palsu


Perjanjian gencatan senjata antara Israel dengan Hamas diumumkan pada tanggal 10 Oktober lalu. Namun seperti yang biasa terjadi, Israel selalu melanggar perjanjian. Terbukti dari banyaknya pelanggaran yang dilakukan Israel. Mereka masih melancarkan serangan-serangan baik penembakan maupun melalui udara. Tentara Israel juga melanggar garis kuning yang seharusnya menjadi batas tentara Isrel. Mereka pun tidak segan menembaki warga sipil yang melintasi garis tersebut. 


Tidak hanya pelanggaran berupa serangan yang masih gencar dilakukan. Bantuan kemanusiaan yang sudah lama menunggu di perbatasan pun hanya sebagian kecil yang berhasil masuk. Dari yang seharusnya 13.200 truk, hanya 3.203 truk yang boleh masuk. 


Sebagaimana yang kita ketahui, gencatan senjata ini bukan lah yang pertama kali terjadi. Pada bulan Januari 2025, Israel juga mengumumkan berita gencatan senjata. Namun ternyata hanyalah tipu muslihat. Bahkan yang sangat menyakitkan hati, mereka melakukan penyerangan bom disaat umat Islam sedunia tengah merayakan Idul Fitri. Itulah karakter asli Israel dan Amerika yang sesungguhnya tengah menjajah dan memerangi Palestina. Mereka bisa berbuat seenaknya karena tidak ada satupun negara yang berani melawan kekejaman mereka. Keberadaan PBB sebagai organisasi penjaga perdamaian dunia pun tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghentikan penderitaan rakyat Palestina ini. 


Peperangan yang ada di Palestina tentu tidak bisa diselesaikan dengan gencatan senjata ataupun perjanjian damai. Karena Israel yang menjajah Palestina seharusnya diusir dari tanah para nabi. Mengapa penjajah justru disodorkan perjanjian damai bahkan diberikan sebagian wilayah jajahannya. 


Solusi two state nation yang ditawarkan Barat tidak akan menghentikan penderitaan rakyat Gaza. Perjanjian itu justru melanggengkan penjajahan Amerika atas Palestina. Solusi yang sangat tidak masuk akal adalah bahwa salah satu poin yang diajukan Amerika mengharuskan pelucutan senjata Hamas. Padahal Hamas adalah pihak yang diperangi. Korban yang diperangi tentu membutuhkan senjata untuk membela diri. 


Para pemimpin negara muslim juga manut kepada Donald Trump dan tidak ada yang berani melawan. Mereka semua mencari keamanan dan kenyamanan jabatan mereka sehingga tidak berani berjuang membela Palestina. Para pemimpin negara muslim saat ini tidak ada yang berani melawan Israel karena Amerika adalah pendukung penuhnya. Pada akhirnya setiap negara mementingkan kepentingan negara mereka masing-masing. Sekat nasionalisme inilah yang menjadikan tertundanya kemenangan Palestina. 


Jihad dan Khilafah Solusi Hakiki


Peperangan yang dialami Palestina hanya akan berhenti ketika ada negara yang berani membawa senjata dan mengusir Israel dari tanah Palestina. Maka hanya jihad satu-satunya solusi yang akan menyelesaikannya. Sebagaimana firman Allah Swt.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. "

(QS Al-Baqarah ayat 190)


Namun jihad ini tentu hanya bisa diwujudkan setelah terwujud nya persatuan ummat dan dibaiat nya seorang pemimpin umat yakni Khalifah. Jutaan umat Islam di bawah satu komando akan mampu mengalahkan zionis kejam Israel. 


Ketika ummat akhirnya bersatu akan membentuk negara adidaya yang sangat mampu melawan kesombongan Amerika. Karena khalifah adalah junnah atau perisai, dimana rakyat akan berlindung dengannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.

"Sesungguhnya imam (khalifah) laksana perisai (junnah), orang-orang yang berperang mengikutinya dan berlindung di belakangnya."

(HR Bukhari dan Muslim) 


Para pembebas Palestina di masa lalu yakni Umar Bin Khatthab dan Salahuddin Al-Ayyubi juga tumbuh di masa kekhilafahan. 


Maka solusi untuk menyelesaikan penderitaan rakyat Palestina ini hanyalah melalui upaya penegakkan pemerintahan Islam yang akan menerapkan aturan islam secara kafah. Ini hanya dapat dilakukan melalui dakwah Islam ideologis sebagaimana jalan yang ditempuh Rasulullah dan para sahabat nya terdahulu.  

Wallahualam bissawab.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)