Balita Terbakar, Ancaman Disfungsi Keluarga Nyata

Goresan Pena Dakwah
0

Ilustrasi keluarga (media sosial)

Oleh: Yafi'ah Nurul Salsabila

  (Aktivis Dakwah)


Beritakan.my.id, Opini--Anak balita merupakan anak yang masih belum mengerti bahaya dan ia adalah anugerah bagi kedua orang tua yang harus dijaga, diberikan kasih sayang, memberi pendidikan dan pengawasan dalam bahaya. Bukan ditinggal sendirian tanpa adanya orang tua didalam rumah tersebut. 


Apalagi peran keluarga amatlah besar tanggungjawabnya di dunia dan akhirat. Sungguh sangat miris seorang ibu dengan tega meninggalkan buah hati tercinta dan termasuk kelalaian sebagai orang tua beserta kurang edukasi mengenai ilmu parenting. Inilah rangkaian pahit kisah nyata akibat kehilangan fungsi keluarga, negara dan masyarakat di sistem yang hedonis-liberal aturan hukum buatan manusia yang apatis. 

Baca juga: 

Kapitalisme Gagal Melindungi Jiwa, Ganti Sistem Islam 


Hingga hari ke-10 kebakaran yang telah menewaskan tiga balita, polisi masih mendalami dan juga menelusuri unsur pidana atas kejadian ini. Sebanyak enam saksi telah diperiksa. Namun, ibu dari balita tersebut belum bisa dimintai keterangan karena masih terguncang dan harus merawat satu balitanya yang masih selamat (Kompas.id, 15-5-2025). 


Kepala unit reskrim polsek Mandonga Polresta Kendari inspektur satu, Andri Irwanto, menyampaikan hingga hari Kamis pada tanggal (15/5/25), polisi telah melakukan pemeriksaan kepada enam saksi yang merupakan ayah kandung korban, teman laki-laki ibu korban, saudara ibu korban, ketua RT dan warga sekitar. "Kami masih ada dua saksi yang belum diperiksa, kakek korban yang sekaligus pemilik rumah dan ibu korban. Jadi semua ada delapan saksi. Untuk hari ini kami periksa kakek korban tersebut. Ucap Andry di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis pagi. 


Dari pemaparan berita tersebut bisa dipahami bahwa peran orang tua penting untuk menjaga anak-anaknya, sikap orang tua yang lengah dalam pengawasan, khususnya ibu menjadi  pengurus dalam rumah tangga dengan banyak  pekerjaan rumah yang harus dikerjakan sendiri, membuat fokusnya terpecah-pecah.


Sedangkan tempat penitipan anak, membuat banyak orang tua takut, sebab banyak kasus kekerasan seksual. Fakta  banyak pula  manusia yang individualis yang membuat jarak anatar keluarga bahkan tetangga sehingga tak terdeteksi ada atau tidaknya persoalan dalam sebuah keluarga itu. Ditambah kemiskinan yang melanda, mengharuskan ada qimah madiyah (nilai manfaat) sebelum  melakukan tolong menolong. 

Baca juga: 

Polemik ONH di Sistem Kapitalisme


Karena anak-anak belum mengerti arti bahaya yang mengancam keselamatan dirinya. Mereka masih belum sempurna akalnya butuh bimbingan dari orang dewasa, sayangnya muncul  disfungsi keluarga yakni hilangnya peran keluarga yang minim akan ilmu. Berada  dalam kehidupan yang sempit serta hukum lemah dan tidak menjamin keamanan sebuah keluarga. 


Dalam sistem Kapitalisme semua dinilai melalui materi dan tolong menolong seharusnya tanpa pamrih. Padahal hal itulah yang dibutuhkan,  yaitu jaminan keselamatan untuk anak-anak yang hari ini tidak bisa didapatkan. 


Insyaallah anak-anak akan terjaga keselamatannya dengan sistem Islam yang paripurna sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab mafahim hizbut tahrir karya Syekh Taqiyuddin An-nabhani , beliau  mengatakan sebagai berikut: "Ketika manusia melakukan suatu perbuatan manusia menemukan nilai-nilai tertentu dalam aktivitas tersebut. 


Maka dari itu, manusia memiliki tujuan dalam suatu perbuatan dalam kehidupannya yang menjadi 4 nilai-nilai yakni:

1. Nilai materi (qimah) 

2. Nilai akhlak (akhlaqiyah) 

3. Nilai kemanusiaan (al-insaniyah) 

4. Nilai spiritual (ruhiyah) 


Nilai-nilai ini yang akan menjadikan perbuatan manusia sesuai pada fitrahnya yakni hukum syarak. Nilai kemanusiaan hanya diberlakukan dengan dasar keimanan juga sikap tolong menolong bukan mencari keuntungan semata. Melainkan ridha Allah Swt. Begitupun dengan tetangga merupakan hubungan keharmonisan sesama muslim. 

Baca juga: 

Rakyat Disuruh Pintar, Tapi Susah Mendapatkan Akses Belajar


Dari Abdullah bin Amr Ra bahwa nabi Saw bersabda sebagai berikut: "Sebaik-baik sahabat disisi Allah ialah mereka yang baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga disisi Allah ialah mereka yang paling baik kepada tetangganya." (HR. At-Timidzi). Ketika ada tetangga yang membutuhkan bantuan tetangga yang lain akan ikhlas membantu tanpa pamrih dan perduli satu sama lain. 


Inilah bentuk dari penjagaan, kepedulian dan cara Islam menjaga keluarga yang menjadikan ketakwaan sebagai perisai bagi kehidupan sesama manusia dan untuk keselamatan anak-anak balita.   Hal ini hanya bisa diterapkan jika negara menerapkan syariat Islam kafah. Wallahualam bissawab.  [ry].


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)