Membebaskan Palestina: Hanya Dengan Khilafah

Goresan Pena Dakwah
0

Ilustrasi genosida Palestina (pinterest)

Oleh : Ummu Hanan 


Beritakan.my.id, Opini--Pernyataan sesumbar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengusik hati umat Islam. Netanyahu mengatakan bahwa dirinya tidak akan menerima segala bentuk pemerintahan dengan sistem kekhilafahan di sepanjang pantai Mediterania. 


Menurut Netanyahu dirinya dan negaranya telah berhasil memutus poros kejahatan yang berada di wilayah Suriah, Libanon, Gaza serta tempat lainnya. Selain itu juga Netanyahu meyakinkan publik bahwa negaranya akan membalas setiap serangan yang ditujukan kepada mereka dengan balasan yang lebih keras (arrahmah.id,23-4-2025). 


Pernyataan Netanyahu ini dapat dipahami sebagai sebuah respon atas derasnya opini perlawanan terhadap kebiadaban Zionis dengan menyatukan kekuatan seluruh kaum muslim. Seruan jihad yang dimunculkan melalui fatwa ulama internasional beberapa waktu lalu juga telah membuka kembali dorongan besar umat untuk mengarah pada persatuan yang bersifat global.

Baca juga: 

PayLater dan Konsumerisme Berkelindan dalam Sistem Kapitalisme


Netanyahu tidak sedang beropini. Netanyahu sejatinya sedang dirasuki ketakutan luar biasa yang bisa dilihat oleh siapapun. Bagaimana tidak, tanpa ada kiasan dan secara eksplisit Netanyahu langsung menyebut penolakan diri dan negaranya atas keberadaan khilafah.


Untuk sebuah pernyataan yang disampaikan secara resmi oleh petinggi negara seperti Netanyahu tentu ini semakin menunjukkan identitas diri mereka sebagai penjahat perang yang sesungguhnya. Mereka berusaha untuk mengaburkan fakta seolah-olah Khilafah adalah kekuatan yang mengancam dan harus menjadi musuh bersama dunia internasional.


Padahal faktanya Israel dan sekutunya, yakni Amerika Serikat-lah yang harusnya bertanggungjawab atas segala penderitaan rakyat Palestina hingga hari ini. Jangan lupa bahwa entitas Zionis yang mengajukan gencatan senjata pertama kali namun mereka juga yang merusaknya. Betapa besar kemunafikan yang mereka pertontonkan.


Jika Netanyahu telah mengambil sikap untuk menetang kembalinya Khilafah, tentu kita harus sebaliknya. Kita, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kaum muslim seluruh dunia sangat berkepentingan untuk mengembalikan tegaknya Khilafah. Umat Islam selayaknya menyadari bahwa Khilafah adalah ajaran yang berasal dari Allah dan merupakan bisyarah  ( kabar gembira)  dari Nabi saw. yang pasti akan terwujud. 


Umat mulai menyadari bahwa solusi yang ditawarkan oleh Barat sama sekali bukan solusi yang sesungguhnya. Karena itu pula opini Khilafah kini tidak lagi dianggap sebagai ide isapan jempol. Jika sebelumnya pembicaraan soal Khilafah masih dipandang sebagai perkara omong doang, tanpa aksi berarti, namun kini telah berubah. Sudah semakin banyak umat yang sadar akan kegentingan hidup tanpa adanya khilafah. Terlebih lagi ketika umat menginginkan adanya institusi pemersatu yang berani melawan kesewenangan kafir penjajah.


Akan tetapi, musuh Allah pasti akan menghalangi tegaknya Khilafah dengan segala cara. Tanpa terkecuali para penguasa muslim yang menjadi perpanjangan tangan penjajah, mereka berkhianat kepada umat demi keuntungan dunia yang tidak seberapa. Betapa banyak kita temui hari ini para penguasa muslim ikut bersuara soal genosida di Palestina seolah mereka berada di sisi rakyat Palestina. 


Realitasnya, sekadar membuka pintu perbatasan sebagai jalan masuknya bantuan kemanusiaan, mereka tak punya kuasa. Padahal pintu perbatasan itu ada di tanah mereka dan secara zahir mereka menyaksikan langsung saudaranya meminta bantuan, mereka mendengar suara dentuman bom serta desingan peluru, tapi para penguasa itu tetap bergeming. Miris. Betapa dunia dan godaan di dalamnya telah menyilaukan mata mereka.


 Oleh karena itu umat Islam harus berjuang. Umat wajib melipatgandakan keyakinan dalam menjemput pertolongan Allah. Tidak ada yang sulit apalagi mustahil jika Allah menghendaki. Apalagi jika kita dapati saat ini kerusakan yang ditimbulkan oleh penerapan sistem Kapitalisme telah begitu nyata. 

Baca juga: 

Syahidnya Para Jurnalis Hanya Jihad Solusinya


Masyarakat hidup dalam himpitan ekonomi dan sosial sedangkan sebagian kecilnya bergelimang harta dari hasil mengeksploitasi kepemilikan umat (umum). Pada penjagaan atas jiwa manusia, Kapitalisme terbukti gagal mewujudkannya. Mereka selalu berbicara lantang soal hak asasi manusia (HAM), seperti hak untuk hidup dan mendapatkan penghidupan yang layak. Namun mengapa mereka bungkam seribu bahasa dengan hak hidup rakyat Palestina, bahkan ingin mengusirnya dari tanah kelahiran mereka sendiri? Sangat hipokrit, jargon Demokrasi dengan ide kebebasannya adalah sebuah ilusi yang takkan pernah terwujud bagi kepentingan kaum muslim.


Hanya Khilafah yang akan membebaskan Palestina. Ini adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi terwujudnya Khilafah tentu tidak akan terjadi secara kebetulan melainkan harus adanya upaya sistematis di dalamnya. 


Rasulullah saw. telah memberikan kita tata cara (metode) untuk menegakkan negara Islam atau Khilafah yakni dengan keberadaan jamaah dakwah ideologis. Jamaah dakwah ini akan melakukan penyadaran di tengah umat secara terus menerus hingga terbentuk opini umum yang bermula dari kesadaran umum. 

Baca juga: 

Halal Haram Terdistrak Kapitalisasi


Umatlah yang nantinya akan menuntut langsung ditegakkan Khilafah atas kehidupan mereka, tanpa tekanan dari siapapun. Maka, siapapun yang berada di dalam jamaah dakwah ideologis tersebut tentu harus senantiasa bersemangat mendakwahkan ide Khilafah. Sebab melalui perantara mereka jua umat akan tercerahkan dan kelak Allah datangkan pertolongan-Nya,aamiin Allahumma aamiin. Allahu’alam. [ry].

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)