Tragedi Gaza dan Urgensitas Tegaknya Khilafah

Goresan Pena Dakwah
0

Ilustrasi Tegaknya Khilafah (pinterest)

Oleh : Ummu Hanan


Kebenaran.my.id, Opini--Pembunuhan yang dilakukan militer Israel atas jurnalis Al Jazeera telah menyulut kemarahan dunia internasional. Sebagaimana diketahui pihak Israel  telah melakukan pembunuhan terencana terhadap Anas Al Sharif yang merupakan jurnalis Al Jazeera bersama empat awak media lainnya dengan tuduhan memiliki keterikatan dengan kelompok militan Hamas. 


Kejahatan Israel terhadap hilangya nyawa orang yang tak berdosa semakin menambah panjang daftar kematian pekerja media. Diberitakan tidak kurang dari 200 pekerja media yang wafat akibat kebiadaban serangan Israel ke wilayah Gaza (cnnindonesia,12-8-2025). Padahal telah jamak diketahui khalayak bahwa awak media merupakan kelompok yang steril dari segala bentuk serangan di saat kondisi konflik atau perang. Perlindungan atas pekerja media mutlak karena mereka adalah non-kombatan alias tidak boleh menjadi sasaran serangan.


Korban yang berjatuhan pasca invasi militer Israel tidak boleh dibenarkan oleh siapapun. Israrel telah secara sengaja menghilangkan nyawa masyarakat sipil tanpa hak. Bahkan Zionis Israel mewujudkan skema pelaparan sistematis terhadap warga Gaza dengan membatasi akses mereka terhadap pasokan bahan pangan dan sanitasi. 


Perempuan dan anak-anak harus kehilangan nyawa, atas dosa apa Israel membunuh mereka? Parahnya lagi pihak Israel telah berani melanggar konvensi internasional yang tegas melarang awak media menjadi target serangan. Mungkin ini merupakan salah satu strategi Israel guna membungkam masifnya pemberitaan serta pengungkapan fakta kejahatan mereka di Jalur Gaza. Namun, kebiadaban Israel terlalu terang benderang untuk ditutupi. Maka meski mereka berupaya menghilangkan jejak kekejian, kebenaran pasti terungkap.

Baca juga: 

Rekening Dormant, Rugikan atau Makin Sengsarakan Rakyat?


Kekejaman Israel harus segera dihentikan. Berharap kepada dunia internasioal untuk mengatasi persoalan konflik Israel-Palestina sama saja dengan berharap kemurahan hati pada musuh yang jelas memerangi kita. Kita ketahui bersama bahwa dunia internasional saat berada dalam penguasaan negara adidaya, yakni Amerika Serikat (AS).


Termasuk negeri Arab, para penguasa maupun pembuat kebijakan yang ada di dalamnya adalah orang-orang yang berkelindan dengan kemanfaatan bersama AS. Sehingga tidak heran jika kita dapati adanya kesepakatan bersama antara pemimpin Arab dengan AS dan Israel yang terhimpun dalam Perjanjian Abraham atau Abraham Accords. Perjanjian Abraham dibuat dalam rangka menormalisasi hubungan diplomatik antara negara Arab dengan Israel. Tentu kesepakatan ini tidak hadir begitu saja tanpa komando AS.


Disinilah pentingnya kita memahami akar masalah Gaza dan solusi mendasarnya. Jika kita pahami lebih jauh, problematika Gaza tak lepas dari hilangnya kepempinan umum atas seluruh kaum muslim. Kaum muslimin saat ini terserak dan terkerat dalam ikatan semu Nasionalisme yang jelas memperdaya mereka. 



Nasionalisme hanya melalaikan umat dari kewajiban mereka untuk berada dalam satu kepemimpinan. Sekat nasionalisme juga telah mencukupkan umat pada bentuk negara bangsa atau nation state yang batil. Bahkan konsep ini telah melahirkan logical fallacy yaitu solusi tunggal atas konflik Gaza adalah pengakuan atas negara Palestina berdampingan negara Israel (two-state solution). Solusi semacam ini wajib kita tolak sebab Palestina hakikatnya adalah tanah kharijiyah hingga hari Kiamat, menjadi hak atas seluruh kaum muslimin, bukan hanya rakyat Palestina.


Baca juga: 

Menghina Nabi, Kebebasan Berekspresi dalam Sistem Kapitalisme


Oleh karena itu menjadi kepentingan kita semua untuk mengembalikan kepemilikan tanah Palestina kepada kaum muslimin. Hal ini merupakan perkara yang agung dan mustahil diwujudkan tanpa keberadaan kepempinan yang satu. Kita wajib untuk mendekatkan umat atas urgensitas tegaknya Khilafah di tengah kehidupan mereka. 


Sebab hanya Khilafah yang mampu menghimpun umat yang terserak dan melalui komando Khalifah akan menyerukan perintah Jihad fi Sabilillah. Upaya penyadaran di tengah umat hendaknya menjadi tanggung jawab kita bersama dengan meneladani dakwah yang telah dicontohkan baginda Nabi saw, yaitu dakwah Islam ideologis. Allahu’alam. [ry]. 

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)